[ad_1]
Otak adalah bagian penting dalam tubuh manusia yang mengendalikan seluruh fungsi tubuh. Otak terdiri atas beberapa bagian yang mana setiap bagian otak tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Salah-satunya adalah korteks poriform, bagian otak yang berfungsi menyimpan memori jangka panjang. Ada yang unik dari korteks poriform ini, dimana ingatan jangka panjang tersebut tersimpan dalam sebuah aroma.
Pernahkah kamu mengalami memori recall ketika mencium aroma atau bau tertentu? Secara tiba-tiba aroma atau bau tersebut dapat membawa kembali ingatan lampau yang ternyata masih tersimpan di otak. Korteks poriform inilah dalangnya, bagian otak tersebut memicu kenangan akan momen yang terjadi di masa lampau. Berikut ini fakta-fakta mengenai korteks piriformis berdasarkan penelitian ilmiah.
1. Diteliti oleh dua ahli saraf
Hasil penelitian tentang korteks piriformis telah dimuat dalam Jurnal Cerebral Cortex. Penelitian tersebut dilakukan oleh dua orang ahli saraf dari Ruhr-Universiti Boschum, Dr. Christima Strauch dan Prof. Denise Manahan-Vaughan. Keduanya memulai penelitian bersama sejak tahun 2010 untuk menyelidiki kenapa aroma dapat membuat susunan memori.
2. Menggunakan tikus sebagai bahan percobaan
Dr. Christina Strauch dan Prof. Denise Manahan-Vaughan melakukan uji coba pada korteks piriformis yang berada dalam tubuh tikus. Dalam prosedurnya, mereka mencoba merangsang korteks piriformis tikus dengan media listrik. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah korteks piriformis dapat mengekspresikan plastisitas sinaptik atau tidak. Plastisitas sinaptik sendiri merupakan sebuah proses interaksi antar neuron di otak yang diubah menjadi memori.
3. Percobaan pertama tidak berhasil
Pada percobaan pertama, ternyata korteks piriformis pada otak tikus belum berhasil menghasilkan plastisitas sinaptik. Media listrik sebagai rangsangan ternyata tidak menginduksi penyimpanan informasi terpenting dalam otak, hipokampus, dalam bentuk plastisitas sinaptik di korteks piriformis.
4. Percobaan kedua melibatkan korteks orbitofrontal
Setelah melakukan evaluasi, dua peneliti dari Ruhr-Universiti Boschum tersebut mencoba merangsang bagian otak yang lebih tinggi yaitu korteks orbitofrontal. Korteks orbitofrontal berfungsi untuk merespon rangsangan dari panca indra. Pada akhirnya, rangsangan pada bagian otak tersebut menghasilkan plastisitas sinaptik di korteks piriformis.
5. Bereaksi jika ada interaksi dengan area otak lain
Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa korteks piriformis dapat menyimpan arsip memori jangka panjang dengan bantuan rangsangan korteks orbitofrontal. Dalam artian lain harus ada interaksi dengan area otak lainnya. Ketika hal itu terjadi, bisa dipastikan aroma apa pun yang kamu cium akan menyimpan dan memanggil memori pada saat-saat tertentu.
Itulah beberapa fakta tentang korteks piriformis dari awal mula penelitian, proses, hingga hasil akhirnya. Indra penciuman manusia adalah satu-satunya indra yang paling dekat dengan sistem memori dan emosi. Jadi, ketika kamu mencium aroma tertentu, hal yang pertama kamu ingat adalah suatu momen tertentu yang berkaitan disertai emosi yang mendukung.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!