[ad_1]
Aktivitas berhubungan seksual memiliki pengaruh yang besar terhadap tubuh manusia, tak terkecuali laki-laki. Ternyata ada banyak perubahan fisik selama proses tersebut berlangsung. Sayangnya, hal ini sering kali tidak disadari karena pikiran kita cenderung fokus terhadap pasangan dan berbagai stimulus yang diberikan.
Perubahan fisik terjadi karena otak peka terhadap rangsangan dari luar. Tubuh pun meresponsnya dengan cara yang beragam. Contoh nyata yang pasti kamu sadari adalah jantung berdetak kencang, otot-otot berkontraksi, dan keringat yang mengucur saat berhubungan seks.
Secara ilmiah, proses perubahan tubuh ini bisa dibagi menjadi lima fase. Kira-kira apa saja yang terjadi di setiap fase tersebut, terutama pada laki-laki? Simak penjelasannya berikut ini!
1. Fase gairah
Sebelum mulai berhubungan seksual, tentu kamu dan pasangan saling memberikan stimulasi terhadap satu sama lain. Baik berupa sentuhan, ciuman, kata-kata, dan lain sebagainya. Hal-hal itu akan memunculkan gairah seksual atau yang dikenal sebagai libido.
Pada laki-laki, munculnya gairah dipengaruhi oleh hormon seksual, khususnya testosteron. Ketika libido semakin memuncak, tubuh akan memasuki tahap selanjutnya, yaitu fase rangsangan.
2. Fase rangsangan
Di fase ini, tubuh mulai mengalami perubahan yang kentara karena rangsangan kecil semakin intens dan hubungan seksual pun terjadi. Dilansir Everyday Health, ketika gairah kian meningkat, otak akan mengirimkan sinyal melalui saraf tulang belakang hingga ke organ-organ seks. Akibatnya, laki-laki mulai mengalami ereksi.
Ereksi ditandai dengan darah yang mengalir deras hingga 50 kali lipat ke jaringan spons di dalam penis. Organ intim tersebut akhirnya membesar. Tak hanya itu, pembuluh di sekitar penis menutup sehingga ereksi bertahan dengan kuat. Sementara itu, area skrotum (kantong di bawah penis) tertarik ke arah dalam seperti mengalami kontraksi.
Perubahan juga terjadi di area-area tubuh lainnya. Detak jantung dan napas semakin meningkat, begitu pula dengan tekanan darah. Otot di bagian lengan, kaki, dan perut terkontraksi atau mengencang.
Walaupun jarang terjadi, sebagian laki-laki juga mengalami sex flush. Ini merupakan kondisi di mana area dada, perut, hingga wajah berubah menjadi kemerahan karena peningkatan aliran darah.
3. Fase plateau
Berikutnya adalah fase plateau. Di tahap ini, hubungan seksual semakin intim. Tubuh laki-laki pun mulai mempersiapkan diri untuk orgasme. Lalu apa perubahan yang terjadi?
Dilansir Everyday Health, secara garis besar, terhadap tiga hal utama yang menandakannya. Pertama, detak jantung semakin meningkat hingga 175 kali per menit dan tekanan otot pun semakin tinggi. Kedua, tubuh laki-laki mulai bergerak secara tak sadar, terutama pada gerakan panggul.
Perubahan terakhir adalah uretra mulai melepaskan cairan yang disebut sebagai pra-ejakulasi. Cairan tersebut berfungsi untuk menetralkan pH sehingga sperma yang nanti dikeluarkan memiliki kelangsungan hidup yang lebih tinggi.
4. Fase orgasme
Puncak dari hubungan seksual pada laki-laki berada di fase orgasme. Hal ini ditandai dengan otot yang mengencang dengan hebat, hingga bahkan memungkinkan terjadinya kejang ringan. Detak jantung, tekanan darah, dan tarikan napas juga meningkat.
Secara khusus pada laki-laki, orgasme terdiri dari dua fase, yaitu emisi dan ejakulasi. Dalam tahap emisi, air mani disalurkan ke ujung uretra, menandakan bahwa ia siap untuk dikeluarkan.
Setelah itu, tibalah ke tahap ejakulasi. Proses ini ditandai dengan kontraksi otot penis dan dasar anus. Air mani kemudian dilepaskan dan biasanya disertai dengan dorongan panggul secara tidak sadar. Di tahap ini, saraf akan mengirimkan sinyal ke otak untuk melepaskan hormon kesenangan.
5. Fase resolusi
Ini adalah fase terakhir dari proses hubungan seksual. Setelah mengalami ejakulasi, penis akan kehilangan ereksinya dan kembali ke ukuran normal. Semua kontraksi pada otot pun hilang sehingga tubuh menjadi lemas. Pada umumnya, rasa kantuk juga datang sebagai penyerta.
Yang membedakan fase resolusi pada laki-laki dan perempuan adalah kaum adam akan memasuki fase lain yang disebut sebagai refraction. Ini merupakan saat di mana mereka tidak bisa mengalami ereksi dalam periode waktu tertentu. Biasanya refraction terjadi selama 15 hingga 30 menit setelah ejakulasi.
Nah, seperti itulah proses perubahan tubuh yang dialami oleh laki-laki selama berhubungan seksual. Ternyata banyak hal yang terjadi tanpa disadari, ya!
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!