[ad_1]
Dodol merupakan panganan yang agaknya terbilang cukup umum dijumpai di berbagai daerah. Sebagaimana halnya dodol yang khas sesuai daerahnya, dodol ala kuliner Minang pun tak kalah unik. Dodol tersebut bernama “galamai”. Yuk, simak serba-serbinya!
1. Galamai merupakan panganan tradisional dari Payakumbuh
Kendati merupakan kuliner tradisional dari Payakumbuh, camilan ini juga sudah terkenal di berbagai daerah lain di Sumatera Barat. Namun, penyebutan untuk “galamai” agaknya bervariasi di daerah-daerah tersebut seperti “kalamai”, “gelamai”, dan “calamai”.
2. Galamai berwarna hitam mengkilat, bertekstur kenyal, bercita rasa manis, gurih, dan legit
Galamai bewarna hitam pekat dan agak mengkilat dengan tekstur yang kenyal dan agak lengket. Selain itu, cita rasa dari galamai merupakan paduan rasa manis dari gula tebu (ataupun gula aren), gurih dari kacang tanah yang disangrai, serta legit dari beras ketan.
3. Galamai melalui proses pembuatan yang terbilang rumit sebab berbagai faktor
Proses pembuatan galamai terbilang rumit. Hal tersebut tak hanya dipengaruhi oleh kecermatan soal komposisi bahan-bahannya, namun juga durasi memasak yang terbilang lama dan jumlah tukang masaknya.
Pasalnya, adonan galamai harus diaduk sekitar 3-4 jam di kuali besar tanpa henti dengan nyala api yang benar pas. Galamai yang sudah matang lantas dipotong-potong ataupun dibentuk selagi masih hangat.
4. Galamai disajikan pada pesta adat, pesta pernikahan, Lebaran, bahkan sebagai oleh-oleh
Umumnya, galamai disajikan pada pesta adat dan pesta pernikahan, serta menjelang Lebaran. Akan tetapi, saat ini, galamai pun sudah tersedia dalam bentuk kemasan di toko makanan sebagai salah satu pilihan untuk oleh-oleh.
5. Galamai dibanderol dengan harga yang masih terbilang ramah di saku
Lebih lanjut, galamai yang hendak dijadikan oleh-oleh biasanya dibungkus dalam ukuran kecil menggunakan plastik bening. Harganya pun masih terbilang ramah di saku, yakni Rp. 10.000 – Rp. 15.000 per bungkus. Apabila hendak membeli galamai dalam takaran lebih banyak cukup mengeluarkan dana sekitar Rp. 100.000 per kilogram.
Kendati sekilas mirip dengan dodol kebanyakan, namun dodol ala kuliner tradisional Minang ini pun tak kalah unik dengan unsur klasiknya sendiri. Selain menikmati cita rasa sedapnya, menikmati galamai juga termasuk upaya melestarikan kuliner Nusantara.
Nah, kalau kamu berpelesir ke Payakumbuh, jangan lupa beli galamai sebagai buah tangan, ya!
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!