Specialty Sejahterakan Petani, Mixology untuk Dekati Pasar

oleh
oleh

[ad_1]

TIDAK banyak yang perhatian pada teh. Namun, Cakra Virajati bukan salah satunya. Namanya saja pemerhati teh. Pria 30 tahun itu tidak akan pernah berhenti mencurahkan perhatiannya pada teh dan mengajak publik luas peduli pada teh.

”Teh ini sebenarnya sudah menjadi budaya kita. Tapi, kenapa teh tidak bisa seperti kopi? Karena kurang edukasi dan kurang promosi,’’ kata pendiri Kedai Teh Dialog itu saat berbincang dengan Jawa Pos pada Rabu (4/8).

Teh, menurut dia, punya peluang sama besar dengan kopi untuk menjadi tren. Dulu para pemerhati kopi juga berjuang keras untuk ’’mengopikan’’ masyarakat. Kini giliran para pemerhati teh seperti Cakra. Dia menyatakan bahwa 2020 dan 2021 ini adalah tahunnya teh. Sebab, respons masyarakat terhadap kampanye teh membaik.

Cakra mengatakan bahwa potensi besar untuk mengembangkan teh ada pada jenis specialty tea. Teh yang ditanam, dipetik, dan diolah secara khusus untuk menghasilkan bahan minuman yang berkelas. Salah seorang penggagas komunitas pencinta teh Acteavist itu menyebut specialty tea sebagai segmen premium.

Teh Indonesia kelas specialty tea mendapatkan banyak panggung di luar negeri. Perkebunan teh di Cianjur, menurut Cakra, langganan juara kompetisi di Prancis dan Australia.

Cakra berharap edukasi dan promosi teh, khususnya specialty tea, mendapatkan porsi lebih besar. Semua pihak, baik perorangan maupun korporasi, harus didorong untuk melakukannya. Masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa Indonesia memiliki kualitas teh yang sangat baik. Karakter dan rasanya juga berbeda serta unik.

Promosi teh, lanjut Cakra, juga butuh sosok atau figur. Belakangan ada beberapa yang bermunculan di tingkat lokal dan nasional. ’’Geliat itu mulai ada,’’ ungkapnya.

Generasi milenial adalah pasar terbesar perekonomian. Termasuk pasar teh. Maka, mendekati mereka adalah cara terbaik untuk mempromosikan teh. ’’Tea mixology sangat bisa menjadi cara untuk itu. Teh yang hadir dalam kemasan Instagrammable. Kita sebarkan virus teh melalui mereka,’’ papar Cakra.

Baca juga: Bukan Hanya Es Teh dan Teh Hangat

TEKNIK SEDUH SPECIALTY TEA

MODERN

  • Menggunakan teko kaca atau keramik
  • Volume air berkisar 250 mililiter
  • Suhu air 80–98 derajat Celcius
  • Gramasi teh 2,5–3 gram
  • Waktu penyeduhan 3–5 menit
  • Jenis teh tertentu bisa diseduh 2–3 kali

TRADISIONAL

  • Menggunakan gaiwan atau claypot
  • Volume air 100–150 mililiter
  • Suhu air 80–98 derajat Celcius
  • Gramasi teh sampai 5 gram
  • Waktu penyeduhan sekitar 15 detik
  • Jenis teh tertentu bisa diseduh 3–5 kali

Sumber: hasil wawancara dengan Cakra Virajati

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.