[ad_1]
Dubai, IDN Times – Protes agar aktivis perempuan Arab Saudi, Loujain al-Hathloul, mendapat keadilan pasca bebas dari penahanan datang dari keluarganya. Pada hari Kamis (11/2/2021), mereka meminta agar larangan bepergian keluar negeri selama lima tahun yang ditimpakan pada Loujain untuk segera dicabut.
“Apa yang kami inginkan sekarang adalah keadilan yang sebenarnya,” ungkap Lina al-Hathloul dalam konferensi pers dari dari Brussels, Belgia, seperti dikutip dari Reuters. “Ini agar Loujain itu benar-benar bebas tanpa syarat,” lanjut Lina.
Selain Loujain, yang dipenjara selama nyaris tiga tahun, pengadilan Kerajaan Arab Saudi juga menjatuhkan larangan bepergian kepada kedua orang tua perempuan 31 tahun tersebut.
1. Aktivis perempuan Arab Saudi, Loujain al-Hathloul, dibebaskan pada Rabu 10 Februari 2021
Saudari Loujain lainnya, Alia, mengatakan bahwa Hathloul sekarang berada di rumah orang tua mereka yang sangat senang dengan kepulangannya. Kata Alia, hal pertama yang dilakukan oleh lulusan University of British Columbia tersebut setelah keluar penjara adalah menyantap es krim.
Pada hari Rabu (10/2/2021), Lina mengunggah potret Hathloul pasca bebas. Ia tampak kelihatan lebih kurus dengan uban di rambutnya. Menurut Alia, ia kehilangan berat badan akibat mogok makan sebagai protes atas kondisi penjaranya.
“Dia sangat kuat,” kata Alia yang juga tinggal di Brussel. “Saya sangat bangga dengan kemampuannya dalam menjaga harapan, terus berpikir positif dan mengatakan ‘Oke, saya mengalami hal-hal yang mengerikan – tetapi hidup terus bergulir’.”
2. Loujain mendekam dalam penjara selama nyaris tiga tahun sebab kampanyekan hak perempuan berkendara
Sebelum ditangkap, Loujain al-Hathloul sering mengampanyekan hak perempuan untuk mengemudi dan mengakhiri sistem perwalian laki-laki. Pemerintah Saudi rupanya gerah dengan aktivismenya. Pada Maret 2018, ia ditangkap di Uni Emirat Arab –tempatnya menempuh pendidikan– dan kemudian dijebloskan ke penjata pada Mei tahun yang sama.
Sejak saat itu ia mendekam dalam penjara, dan baru mendapat hukuman lima tahun delapan bulan penjara pada Desember 2020. Loujain didakwa atas pelanggaran undang-undang kejatahatan di dunia maya dan terorisme. Namun pada pekan ini, sisa dua tahun sepuluh bulan masa terungkunya ditangguhkan.
Dilansir BBC, Amnesty International dan pihak keluarga menyebut Hatloul mengalami serangkaian selama menjadi tahanan. Mulai dari disetrum, waterboarding ala Guantanamo, dicambuk dan pelecehan seksual.
Otoritas Arab Saudi telah membantah klaim tersebut. Pengadilan banding pada Selasa (9/2/2021) juga menolak gugatan penyiksaan yang dilayangkan karena kurangnya bukti.
3. Pihak keluarga tak bisa memastikan apakah Loujain akan kembali terjun ke dunia aktivisme perempuan
Bebasnya Loujain disambut baik oleh beberapa tokoh dan pemimpin dunia. Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebutnya sebagai langkah yang tepat, seolah sejalan dengann janjinya untuk meminta Arab Saudi memperbaiki catatan HAM-nya.
Sekjen PBB Antonio Guterres, melalui juru bicaranya Stephane Dujarric, meminta semua orang yang juga dipenjara atas alasan serupa harus dibebaskan.
Saat ditanya apakah Loujain akan kembali terjun ke dunia aktivisme, kedua saudarinya tak menjelaskan secara rinci. Menurut Lina, seperti dilansir Al-Jazeera, ia berisiko melanggar pembebasan bersyarat jika kembali mengunggah status “yang mengancam negara” di media sosial.
Baik Lina dan Alia mengaku tak tahu menahu apakah larangan bepergian juga menyasar mereka, serta takkan mengambil risiko lebih jauh dengan kembali ke Arab Saudi.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!