[ad_1]
JawaPos.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan terkait pengangkatan sosok-sosok yang sempat mengundang pertanyaan dan kontroversi di masyarakat menjadi Komisaris BUMN. Selain pengangkatan Abdi Negara Nurdin, KH Said Aqil Siradj yang menjabat Komisaris Utama PT KAI (Persero).
Menurutnya, pengangkatan Said Aqil juga mempertimbangkan aspek yang dibutuhkan untuk mengembangkan PT KAI (Persero). Isu sosial menjadi alasan untuk memuluskan proyek-proyek yang tengah digarap oleh KAI.
“Tapi lihat dong ketika kami angkat NU. Juga menjadi bagian membangun ekonomi kita. Ini hal positif, toh memang di industri kereta api itu ada dua isu yang besar, satu sosial, pembebasan lahan LRT, kereta api cepat, isu double track, apakah hanya bisa dijelaskan secara ekonomis? Tidak, harus ada penjelasan sosial,” kata Erick Thohir dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Rabu (2/6).
Erick melanjutkan, sosok lainnya seperti Chandra Hamzah sebagai Komisaris Utama BTN. Pihaknya berharap Chandra Hamzah dapat menyelesaikan persoalan hukum di BTN. Begitu pula dengan pengangkatan mantan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sebagai Komut BNI.
“Pak Agus Marto bayangin dari Gubernur BI, Menkeu mau jadi komut BNI karena semua figur-figur ini percaya transformasi yang ada di Kementerian BUMN dan para BUMNnya yang tadi,” ungkapnya
Erick berharap, dengan penunjukan para komisaris dapat meningkatkan kontribusi perusahaan BUMN ke kas negara. Sebab saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membutuhkan pemasukan lebih dalam mengatasi defisit anggaran akibat Covid-19.
“Seperti perbankan seperti telkom dan memberikan dividen sebanyak-banyaknya supaya Kemenkeu perlu mendapatkan alternatif income yang sekarang punya defisit anggaran besar tidak hanya bergantung dengan pajak tapi ada pemasukan lain,” pungkasnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!