Anggota DPRD DKI Kritik Anies Baswedan karena Anak Emaskan Pesepeda

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth menyayangkan sikap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang menganakemaskan pengguna sepeda setelah munculnya penyataan Gubernur Anies Baswedan soal pesepeda yang lebih berisiko dibanding pengendara kendaraan bermotor sehingga harus diutamakan.

“Saya tidak setuju dengan pendapat yang dilontarkan oleh Pak Anies, yang mengenai pemotor diminta untuk lebih menghormati pesepeda yang melintas di jalan. Menurut saya, jika pesepeda mempunyai etika dan sopan santun dalam berkendara di jalan, tidak akan terjadi konflik dan opini negatif berkepanjangan seperti sekarang ini,” kata Kenneth dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (6/6), seperti dikutip dari Antara.

Menurut anggota Fraksi PDI Perjuangan itu, Anies seharusnya juga bisa memperhatikan data, realita dan kemungkinan efek yang muncul di kemudian hari. “Janganlah terkesan menganakemaskan pesepeda. Banyak warga DKI yang masih menggunakan motor dan mobil, dan kendaraan yang mereka pakai membayar pajak setiap tahunnya untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah) DKI Jakarta, dengan uang PAD inilah yang bisa digunakan untuk pembangunan di DKI Jakarta, lalu, apakah sepeda seperti itu,” ujar Kent.

Menurut Kent, jika hanya untuk mengurangi kemacetan serta polusi udara di Jakarta, seharusnya bisa dilakukan dengan cara sosialisasi dan edukasi yang baik serta menggunakan bahasa yang mudah di pahami. “Kalau mau mengimbau masyarakat untuk naik sepeda, supaya mengurangi kemacetan dan polusi udara, tidak dengan cara feodal seperti ini,’’ kecamnya.

Selain itu, dia juga adanya pembedaan perlakuan antara road bike atau non-road bike. Menurutnya, tidak semua orang mampu bmembeli sepeda mahal. ’’Dengan strategi seperti ini, terkesan Pak Anies memaksa dan tidak memberikan masyarakat pilihan yang lain,” katanya.

Kent mengaku senang menggunakan sepeda saat waktu senggang hanya untuk berolahraga. Namun, ia bilang, dirinya tidak seperti oknum para pesepeda yang arogan di jalan dan tidak mematuhi aturan dan undang-undang yang berlaku.

“Saya juga main sepeda, tapi enggak gitu-gitu amat. Lihat waktu dan kondisi lah pada saat main sepeda, jangan seenaknya aja di jalan tanpa memperdulikan hak pengguna jalan yang lain,” katanya. “Saya juga sudah sering memperhatikan bahwa para pengguna sepeda ini jika bersepeda di jalan sering bergerombol dengan cueknya, lalu apakah pantas dengan yang masih dalam kondisi pandemi bersepeda dengan bergerombol?,” tanya dia.

Dia mengingatkan, dalam kondisi pandemi seperti ini semua serba sangat sensitif. Jadi harus sangat berhati hati dalam membuat sebuah kebijakan, harus bisa berfikir secara komprehensif dan bisa mengakomodir kepentingan semua warga DKI Jakarta, jangan sampai terkesan kebijakan yang dibuat serasa berat sebelah.

“Jangan sampai membuat kebijakan yang tidak adil, harus memikirkan kepentingan seluruh masyarakat DKI Jakarta. Sebelum kebijakan itu dieksekusi, seharusnya tanyakan dulu ke masyarakat DKI, apakah setuju atau tidak,” katanya.

Selanjutnya, Kent juga meminta kepada Pemprov DKI Jakarta agar mengevaluasi terkait kebijakan jalur yang diperuntukan bagi pesepeda yang menggunakan anggaran sebesar Rp73 miliar.

 

Terlebih, dia menyebutkan bahwa Anies berniat menambah jalur hingga 500 kilometer (km). Dia menilai, jalan sepeda yang sudah jadi tidak digunakan secara maksimal, tempat parkir sepeda juga tidak ada. Namun, pemprov DKI masih mau membuat jalur sepeda baru lagi.

Realitanya para pesepeda jarang menggunakan jalan sepeda yang sudah dibuat ini. ’’Malah lebih sering menggunakan badan jalan sampai mengganggu hak pengguna jalan yang lain, jadi apa gunanya masih mau menambah jalur sepeda lagi?,’’ serunya.

Kent pun menyarankan jika ada anggaran lebih dalam hal pembuatan jalur sepeda lebih baik difokuskan untuk penanganan Covid-19 dan penanggulangan banjir. Pasalnya masalah dua tersebut sangat penting (urgent).

“Pak Anies pernah memikirkan perasaan masyarakat DKI nggak, bagaimana perasaannya jika uang dipakai untuk proyek yang mubazir dan sia-sia? Kalau ada anggaran lebih, saran saya di fokuskan dululah untuk penanganan Covid-19 dan penanggulangan banjir. Dua hal ini yang lebih mendesak saat sekarang ini menurut saya, ekonomi juga masih sulit,” ujarnya.

Seperti diketahui, sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies  Baswedan mengatakan, pengguna jalan yang lebih berisiko dibanding pengendara kendaraan bermotor adalah pesepeda. Karena itu, ia meminta pemotor dan kendaraan yang lebih besar lainnya agar menghormati para penggowes.

“Saya berharap kepada semua ikuti, bila anda bersepeda, di situ ada jalur sepeda gunakan jalur itu. Bila anda bermotor lihat yang naik sepeda, pahami bahwa ini lebih berisiko loh baik sepeda dibanding naik motor, hormati dia. Begitu juga kendaraan besar lainnya,” kata Anies di acara Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2021 di Kementerian Perhubungan. (*)

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.