[ad_1]
JawaPos.com – Menurut data yang dimiliki Kementerian Perhubungan, ada 1,5 juta orang yang mudik selama Lebaran tahun ini. Pemerintah mencegah agar tidak ada lonjakan arus balik. Antisipasi lainnya adalah adanya random test di 21 titik.
Ketua KPCPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) Airlangga Hartanto menyatakan, dengan adanya masyarakat yang nekat mudik, pemerintah berharap pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. ”Dengan ketatnya PPKM mikro, mereka yang positif diisolasi di daerah masing-masing,” ujarnya kemarin (15/5).
Begitu juga nanti saat arus balik. Sumatera menjadi perhatian lantaran adanya lonjakan kasus di beberapa daerah. Pemerintah menyiapkan titik penyekatan dan testing di Bakauheni. Tujuannya, mengantisipasi mereka yang akan ke Jawa.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, kecenderungan masyarakat jika dibiarkan tak ada aturan, 33 persen dari penduduk Indonesia akan mudik. Sementara itu, jika ada larangan akan turun menjadi 11 persen.
Bila ada pelarangan dan kampanye, bisa turun lagi sebanyak 7 persen. ”Ketika ada aksi dari lembaga dan kementerian, (keinginan mudik, Red) akan turun,” ungkapnya.
Baca juga: Arus Balik Lebaran, Masuk Jakarta Wajib Tes Bebas Covid-19
Melihat tren tersebut, pemerintah bakal konsisten melakukan kampanye dan aksi. Harapannya, tak ada lonjakan arus balik. ”Kami berinisiatif melakukan testing (Covid-19, Red) di tempat-tempat tertentu,” ucap Budi.
Ada dua tempat yang diwajibkan, yakni di perbatasan Jawa dengan Sumatera serta Bali dengan Jawa. Dia juga menjelaskan, Kementerian Kesehatan memberikan subsidi alat tes Covid-19.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!