Bamsoet Sebut Hanya 38 Persen Lulusan SMA Sederajat Lanjut Kuliah

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo menyoroti rendahnya angka lulusan SMA sederajat yang melanjutkan kuliah. Hanya 38 persen lulusan SMA sederajat yang lanjut kuliah. Diantara penyebabnya faktor ekonomi dan akses.

Dia berharap dengan semakin majunya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, hambatan tersebut bisa diatasi. Sehingga semakin banyak lulusan SMA sederajat yang terus melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.

“Pemerataan akses pendidikan tinggi saat ini belum optimal,” katanya usai menghadiri pembukaan Dies Natalis UT yang ke-37 dan Diskusi Ilmiah, Pekan Olahraga, dan Seni Nasional (Disporseninas) 2021 di kampus UT pada Kamis (24/6). Pria yang akrab disapa Bamsoet itu mengatakan, setiap tahun rata-rata ada dua sampai tiga juta anak lulus SMA sederajat.

Nah dari jumlah lulusan tersebut, Bamsoet mengatakan hanya 38 persennya saja yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Atau sekitar 1,1 juta saja yang melanjutkan kuliah. Sisanya tidak melanjutkan kuliah karena terbentur biaya mahal. Selain itu juga akses ke kampus dari tempat tinggalnya yang jauh. Kemudian juga ada lulusan SMA sederajat yang memilih langsung bekerja.

“Sebenarnya tidak masalah juga bekerja sambil melanjutkan kuliah,” kata Bamsoet. Politisi Partai Golkar itu mengatakan, dengan skema kuliah jarak jauh di UT, masyarakat bisa kuliah sambil bekerja. Kemudian biaya kuliah di UT relatif terjangkau. Selain itu masyarakat juga tidak perlu keluar biaya untuk kos. “Saya juga alumni UT,” katanya.

Meskipun begitu Bamsoet mengatakan penyelenggaraan kuliah jarak jauh berbasis internet belum sepenuhnya bisa dirasakan seluruh masyarakat Indonesia. Sebab masih ada sejumlah titik yang belum terjangkau internet. Untuk itu dia berharap pemerintah bersama mitra swasta dapat memperluas jangkauan internet tersebut.

Bamsoet mengingatkan konstitusi mengamanatkan bahwa pendidikan adalah hak masyarakat Indonesia. “Negara memiliki tugas mencerdaskan kehidupan bangsa,” jelasnya. Menurut dia menyambut puncak bonus demografi 2045 mendatang, SDM unggul adalah tumpuan pembangunan nasional. Akses kuliah yang terbuka luas, salah satu cara meningkatkan kualitas SDM.

Dalam kesempatan yang sama Rektor UT Ojat Darojat mengatakan sudah waktunya Indonesia meningkatkan kebijakan wajib belajar. “Sudah saatnya wajib belajar itu sampai jenjang pendidikan tinggi. Jadi wajib kuliah,” tuturnya.

Ojat mengatakan kampus yang dia pimpin bisa ikut mewujudkan wajib belajar sampai pendidikan tinggi. Caranya dengan menyediakan beasiswa atau menggratiskan biaya kuliah. Seperti saat ini UT yang memberikan beasiswa penuh kepada seluruh mahasiswa tuna netra. Jumlahnya sekitar 60 orang.

Dia mengatakan biaya operasional UT setiap tahun sekitar Rp 1,5 triliun. Jika pemerintah dan pihak swasta bisa menyediakan biaya tersebut, maka kuliah di UT sepenuhnya gratis. Dengan kepasitas jumlah mahasiswa yang ditampung bisa sampai satu juta orang.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: admin

Gambar Gravatar
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.