[ad_1]
JawaPos.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyerahkan paket bantuan susu Morinaga Chil Go dari PT Sanghiang Perkasa (KALBE Nutritionals) untuk 1.500 pengemudi ojek online GARDA wilayah Jakarta, yang memiliki anak berusia 1-5 tahun. Satu paket berisi 2 box susu bubuk Morinaga Chil Go @300 gr, terdiri dari rasa madu dan vanila. Satu paket lainnya berisi 2 botol susu cair Morinaga Chil Go @130 ml, terdiri dari rasa cokelat dan original.
“Bantuan susu tersebut merupakan bagian dari kontribusi pelaku usaha untuk menyehatkan anak bangsa, yang salah satunya bisa didapatkan dari nutrisi susu berkualitas. Termasuk juga untuk mendukung daya tahan anak dalam menghadapi masa new normal. Terlebih saat ini para pengemudi ojek online termasuk yang pendapatannya menurun akibat pandemi Covid-19. Bantuan susu tersebut selain bisa meringankan beban mereka, juga untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan nutrisi yang berkualitas,” ujar Bamsoet usai menyerahkan bantuan paket bantuan susu untuk 1.500 pengemudi ojek online, di Jakarta, Rabu (2/6).
Turut hadir antara lain Brand Head KALBE Nutritionals Jakarta Rino, Brand Manager KALBE Nutritionals Jakarta Ria Ruth Maria dan Ketua Presidium Garda Indonesia Igun Wicaksono.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, dari berbagai kajian kesehatan menekankan pentingnya 1.000 hari pertama atau sekitar dua setengah tahun, sebagai masa yang krusial bagi tumbuh kembang balita. Pada masa ini, otak anak mengalami tumbuh kembang dengan pesat.
“Agar dapat tumbuh optimal, semua kebutuhan dasar bayi wajib terpenuhi. Antara lain asupan nutrisi yang didapat melalui ASI maupun susu formula, kasih sayang, stimulasi, hingga imunisasi,” jelas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menerangkan, memberikan susu secara rutin kepada anak bangsa memastikan keberlangsungan masa depan bangsa. Sekaligus mencegah stunting pada anak.
“Berdasarkan laporan UNESCO tentang level malnutrisi anak edisi 2021, diperkirakan ada 149,2 juta anak-anak di dunia yang mengalami stunting. Angka itu setara 22 persen anak-anak balita di dunia pada 2020,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, berdasarkan estimasi UNICEF, ada 31,8 persen anak stunting di Indonesia. Angka di Indonesia lebih tinggi dibandingkan Korea Selatan (2,2 persen), Jepang (5,5 persen), Malaysia (20,9 persen), China (4,7 persen), Thailand (12,3 persen), Filipina (28,7 persen), dan Kenya (19,4 persen).
“Anak-anak yang menderita stunting tidak hanya menghadapi masalah tinggi badan dan perkembangan otak, tetapi berpengaruh ke ekonomi mereka saat dewasa. Mereka menghadapi kesulitan belajar di sekolah, berpenghasilan lebih kecil sebagai orang dewasa, dan menghadapi halangan untuk berpartisipasi dalam masyarakat mereka,” jelas Bamsoet.
Karenanya, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini meminta seluruh komponen bangsa mendukung langkah Presiden Joko Widodo menekan kasus stunting di Indonesia hingga berada di angka 14 persen pada tahun 2024. Selain menekan angka kematian ibu hingga di bawah 183 kasus per 100.000 ibu melahirkan.
“Jika anak-anak tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, otomatis masa depan bangsa juga akan terkena dampak negatifnya. Mempersiapkan masa depan bangsa, harus dimulai dengan mempersiapkan para balitanya. Dimulai dengan memastikan mereka mendapatkan nutrisi dan gizi yang baik,” pungkas Bamsoet.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!