Bangkit, Masyarakat dari Berbagai Kelompok Ekonomi Mulai Pede Belanja

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Perekonomian Indonesia pulih setelah terpuruk akibat persebaran virus SARS-CoV-2 sejak tahun lalu. Belakangan, konsumsi masyarakat mulai tumbuh. Terbukti, kinerja sektor ritel dan otomotif membaik.

“Begitu kasus Covid-19 terjaga, aktivitas masyarakat yang diterjemahkan sebagai jual beli atau konsumsi menunjukkan kenaikan,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kemarin (25/5).

Indeks penjualan ritel pada Maret dan April menunjukkan keberlanjutan pemulihan konsumsi. Hal tersebut ditopang peningkatan konsumsi pada seluruh kelompok.

Termasuk penjualan mobil secara ritel yang mencatat pertumbuhan tinggi. Yakni, 227,6 persen (YoY) dan 2,5 persen (MtM). Itulah indikasi perbaikan konsumsi masyarakat kelas menengah.

“Penjualan ritel kendaraan bermotor mulai melonjak tinggi pada Maret dan tetap terjaga pada angka 79 ribu,” jelas Ani, sapaan Sri Mulyani.

Dia menyatakan, tren positif itu tidak bisa dilepaskan dari kebijakan pemerintah soal diskon pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM-DTP) sejak Maret. Khususnya untuk mobil segmen sedan dan 4×2 dengan kapasitas mesin maksimal 1.500 cc.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun kian optimistis dengan kinerja penjualan kendaraan roda empat. Sinyal positif pada Maret dan April itu diharapkan berlanjut. Bahkan, target ambisius sudah dicanangkan untuk tahun depan.

“Target Gaikindo tahun ini 750 ribu unit. Mudah-mudahan tahun depan bisa kembali ke angka 1 juta hingga 1,1 juta unit. Kami coba bertahan. Bulan-bulan ke depan minat masyarakat masih tinggi dan pabrikan-pabrikan ini bisa mengebut produksi kendaraan,” papar Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto.

Berdasar survei pergerakan orang, semua kelompok penghasilan masyarakat mulai melakukan aktivitas berbelanja. Mulai masyarakat berpenghasilan rendah, menengah, hingga tinggi. Semua kalangan mulai berani membelanjakan uang mereka untuk hal-hal yang konsumtif.

Menurut Ani, pemulihan terjadi di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Kecuali, Bali dan Nusa Tenggara yang masih lesu karena kinerja pariwisata lumpuh.

Pemulihan tampak pada lima subkelompok belanja. Pertumbuhan paling kecil terjadi di sektor fashion.

“Namun, fashion itu sekarang sudah menembus angka 100. Ini menggambarkan kenaikan yang cukup welcome, termasuk household spending,” jelas Ani.

Membaiknya perekonomian juga berdampak pada penerimaan pajak. Berdasar data APBN pada April 2021, penerimaan pajak pada lima sektor usaha tercatat positif.

:ima sektor tersebut adalah industri pengolahan, perdagangan, konstruksi dan realestat, transportasi dan pergudangan, serta jasa perusahaan. “Seluruh sektor menunjukkan perbaikan. Ini sesuatu yang cukup baik,” tandas Ani.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.