Banyak Settingan, Roy Suryo Mulai Gelisah dengan Konten YouTube

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Pakar Telematika Roy Suryo mulai mengkhawatirkan konten-konten yang ada di media sosial terlebih di YouTube. Kekhawatirannya cukup beralasan mengingat saat ini banyak konten diposting secara bebas tanpa ada lembaga yang menyensor.

Sementara, konten video di media sosial atau YouTube bisa dinikmati oleh semua orang tanpa ada batasan umur. Kalau pun ada klasifikasi konten untuk anak dan dewasa di YouTube, akan tetapi itu bisa dengan mudah dikelabui.

Pengguna YouTube kian masif setelah para selebriti kini juga berduyun-duyun membuat channel di sana. Pertumbuhan sunscriber mereka pun relatif sangat cepat karena mereka sudah dikenal dan memiliki barisan penggemar masing-masing.

Yang mengkhawatirkan, ada oknum artis yang gemar membuat sensasi atau bahkan konten settingan demi mendapat monetisasi dari YouTube. Mereka terkesan berusaha meyakinkan penonton bahwa apa yang ada di dalam konten adalah nyata, padahal sebenarnya settingan hanya untuk kepentingan mendulang viewers.

“Fenomena settingan untuk bikin konten ini tidak hanya marak di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Memang sangat disayangkan. Demi mengejar konten dan juga follower atau subscriber yang ujung-ujungnya keuntungan finansial,banyak yag sampai melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak pada tempatnya,” kata Roy Suryo kepada JawaPos.com Jumat (11/6).

Kalau pun harus membuat konten rekayasa untuk keperluan hiburan, menurut Roy, seharusnya para konten kreator atau artis memberikan disclaimer kalau itu adalah konten dan tidak benar-benar terjadi di alam nyata. Sehingga para penonton tahu kalau konten itu hanya untuk tujuan menghibur.

Roy Suryo lebih jauh mengatakan, seharusnya konten di media sosial atau YouTube ada lembaga pemerintah yang memberikan pengawasan. Ini diperlukan supaya ada penilaian pantas atau tidaknya sebuah konten.

“Saya sebenarnya setuju agar konten-konten di YouTube ini ada lembaga yang bisa memberikan penilaian bahkan peneguran, semacam KPI lah. Bahkan jika dimungkinkan area KPI diperluas tidak hanya media konvensional namun sampai ke media baru seperti YouTube, Netflix dan lain-lain,” ungkap Roy Suryo.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.