Batik Jetis Sidoarjo dan Semangat Nyanting yang Tak Pernah Padam

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Batik menjadi ciri khas Indonesia. Tiap daerah mempunyai beragam motif batik. Jogjakarta, Solo, dan Pekalongan, terkenal dengan motif batiknya.

Di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timu, terdapat daerah yang memproduksi batik. Namanya, Kampung Batik Jetis, Sidoarjo. Di kampung itu, rata-rata penduduknya memproduksi dan berjualan batik. Jenis batik yang dihasilkan adalah batik tulis.

”Sudah lumayan lama produksi batik di sini. Sejak 1973 punya usaha batik tulis,” ujar Khusnul Khotimah, salah satu pemilik usaha batik di daerah tersebut.

Dia memulai usaha batik sejak bersama sang suami, Miftakhul. Tetapi kini dia harus mengelola usaha yang dirintis puluhan tahun itu sendirian. Sebab, suaminya  telah meninggal.

Meskipun sendirian, semangat nyanting Khusnul Khotimah tidak pernah padam. Dulu, dia belajar membatik dari sang mertua, lalu diteruskan ke anak anaknya.

”Saya dulu awalnya belajar membatik dari mertua. Mertua dulu punya usaha batik juga,” tutur Khusnul Khotimah.

Awal pertama membatik, dia membuat jarik. Seiring berjalannya waktu, saat permintaan sedikit, dia bersama suami mulai mencoba membatik baju. Dari situ awal usahanya berkembang.

Berbagai motif batik seperti laba-laba, burung merak, kelelawar, dan lainnya dihasilkan dari tangannya bersama tujuh orang pegawai. Dulu produksi batik di tempatnya dikirim ke daerah lain seperti Malang, Jember, dan berbagai kota lain.

”Dulu saya juga ngirim ke daerah-daerah sekitar Jawa Timur. Dari dinas di Sidoarjo juga banyak yang pesan. Toko batik juga dulu saya kirim,” terang Khusnul Khotimah.

Dia menjelaskan, masing-masing batik memiliki harga yang berbeda. Dari Rp 350 ribu sampai 400 ribu tergantung tingkat kesulitan. Yang paling sulit menurut dia, adalah membuat motif sayap burung. Sebab, harus benar-benar telaten.

”Proses pengerjaannya pun membutuhkan waktu. Berkisar antara satu minggu hingga paling lama satu bulan untuk beberapa pesanan,” ucap Khusnul Khotimah.

Di rumahnya, juga dipajang beberapa foto dan piagam penghargaan. Beberapa tokoh masyarakat pernah berkunjung di usaha batik tersebut. Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa tokoh lain berfoto menggunakan batik yang dihasil Khusnul Khotimah.

Namun, lama-lama hal tersebut tinggal sejarah. Usaha batiknya tidak seramai dulu. Meskipun ada pesanan, tapi jumlahnya tidak banyak. Terutama saat pertama kali Covid-19. Pesanan batik turun drastis.

”Awal Covid sampai minggu kedua Ramadan tahun lalu itu sepi. Ya mau gimana lagi, namanya pandemi,” tutur Khusnul Khotimah.

Pelan tapi pasti, pesanan batiknya mulai meningkat. Meskipun tidak banyak, menurut dia, cukup untuk menggantikan beberapa bulan saat awal Covid-19.

”Ya Alhamdulillah, ada saja pesanan. Bahkan dulu ada acara nikahan, pesan batik ke saya, lumayan untuk ganti saat awal pandemi,” kata Khusnul Khotimah.

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.