[ad_1]
JawaPos.com – Badan Eksekutif Masiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) telah diminta klarifikasi oleh pihak Rektorat UI terkait unggahan di media sosial, yang mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan label ‘The King of Lip Service’. Pihak Rektorat UI meminta agar mahasiswanya menghapus kritik yang diunggah melalui akun media sosial resmi itu.
Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra menyampaikan, gelar The King of Lip Service kepada Presiden Jokowi disematkan lantaran ucapan Presiden Jokowi yang kerap kali berbeda dengan fakta yang terjadi. Hal ini mendasari BEM UI mengkritik Jokowi.
“Kemarin rektorat minta klarifikasi kenapa kita memposting tersebut. Kita jelaskan itu bentuk kritik kepada Presiden yang perkataannya tidak sesuai dengan realita,” kata Leon kepada JawaPos.com, Senin (28/6).
Permintaan klarifikasi ini setelah pihak rektorat UI bersurat kepada BEM UI dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UI pada Minggu (27/6) kemarin. Bahkan dalam pertemuan itu, pihak rektorat meminta agar BEM UI menghapus editan foto Presiden Jokowi yang diberi label ‘The King of Lip Service’.
“Kemudian pihak rektorat juga bertanya apakah bisa di take down, kami BEM UI menolak untuk take down postingan tersebut,” ungkap Leon.
Menurut Leon, pihak rektorat mengancam akan membahas permasalahan ini sesuai peraturan universitas. Hal ini lantaran, BEM UI enggan menghapus postingan tersebut pada akun media sosial miliknya.
“Terakhir rektorat akan membahas masalah ini sesuai peraturan universitas. Jadi selanjutnya dibahas oleh rektorat,” cetus Leon.
Surat pemanggilan rektorat UI kepada BEM UI tersebar luas di media sosial, BEM UI bersama DPM dipanggil oleh Direktur Kemahasiswaan UI Tito Latif Indra. Pihak rektorat meminta keterangan terkait beredarnya foto Jokowi yang diedit ‘The King of Lip Service’ oleh BEM UI.
“Untuk menyampaikan keterangan dan penjelasan terkait narasi yang disampaikan melalui poster tersebut,” bunyi surat tersebut.
Hal ini pun dibenarkan oleh Kepala Humas dan KIP UI, Amelita Lusia. Dia membenarkan perwakilan dari BEM UI dipanggil pihak rektorat untuk mengklarifikasi kritik terhadap Presiden Jokowi di media sosial.
“Teman-teman mungkin sudah melihat undangan tersebut, karena ada yang memasukan di sosial media,” tegas Amelita, Minggu (27/6) kemarin.
Sebagaimana diketahui, BEM UI melalui akun media sosial Twitter @BEMUI_Official memberikan label Presiden Jokowi dengan sebutan ‘King of Lip Service. Gelar ini diberikan, lantaran Jokowi dinilai tidak konsisten dalam setiap ucapannya.
“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya,” cuit BEM UI dalam akun media sosial Twitter.
Baca Juga: Ditertawakan Karena Pekik Merdeka, Mega Kini Budayakan Salam Pancasila
Pihak BEM UI dalam kicauannya menyatakan, setiap ucapan Jokowi tidak pernah konsisten. Menurutnya hal itu hanya janji di mulut saja.
Berdasarkan data KontraS yang dikutip BEM UI, terdapat 1.500 laporan kekerasan aparat kepada pendemo tolak UU Cipta Kerja terjadi. Hal ini yang mendasari para mahasiswa almamater kuning itu memberikan gelar ‘King of Lip Service’
“Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk ‘lip service’ semata,” tandas cuitan BEM UI.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!