Berkah PTM, Penjual Seragam di Gresik Raup Untung Rp 10 Juta Sehari

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–  Diberlakukannya pembelajaran tatap muka (PTM) sejak 30 Agustus lalu juga membawa berkah bagi penjual baju seragam. Betapa tidak, dalam sehari penjual baju seragam bisa meraup untung mencapai Rp 10 juta.

Memang saat ini penjualan baju seragam cukup meroket. Misalnya, Toko Dirgahayu milik Nur Afifah di Pasar Gresik Kota. Perempuan 31 tahun itu mengaku penjualan baju seragam tersebut naik sejak Senin minggu lalu.

Kemarin siang, ruko lantai 2 pasar di Jalan Samanhudi itu cukup ramai. Meski PTM sudah berjalan, para pelajar dan orang tua masih sibuk mencari seragam sekolah. Memang pemberitahuan PTM tersebut mendadak. Karena itu, sebelum PTM, penjualan baju seragam masih cenderung sepi.

Nur mengaku gembira dengan diberlakukannya PTM ini. Sudah dua tahun belakangan penjualan baju seragam sangat sepi. ’’Dua tahun kemarin bisa dikatakan mati. Karena tidak ada satu pun baju seragam yang terjual,’’ katanya.

Perempuan yang tinggal di Jalan Kapten Dulasim itu menyebutkan, belakangan ini dalam seminggu dirinya bisa mengumpulkan Rp 8 juta–Rp 10 juta dalam sehari. Pundi-pundi itu didapat dari penjualan seragam yang cukup ramai.

Namun, menurut Nur, fenomena naiknya penjualan baju seragam itu belum seberapa. Sebab, jadwal masuk sekolah masih bergantian. Jika dibandingkan sebelum pandemi, jumlah pembeli baju seragam masih lebih tinggi daripada sekarang ini. ’’Rata-rata yang beli siswa SD dan SMP. Karena SMA biasanya jahit sendiri. Kalau beli, pasti lebih dari satu setel seragam,’’ imbuhnya.

Di toko milik Nur yang sudah lima generasi itu, satu setel seragam SD bisa didapat dengan harga Rp 120 ribu–Rp 150 ribu. Sementara itu, seragam SMP dengan harga Rp 150 ribu–170 ribu.

Uniknya, Nur sering mendapat keluhan dari orang tua. Yakni, seragam yang terakhir dipakai pada 2020 kemarin sudah tidak muat. ’’Jadi, kelamaan tidak dipakai, seragamnya sudah kekecilan. Akhirnya beli lagi. Banyak yang begitu,’’ katanya.

Sebagaimana Juwadi, orang tua dari Muhammad Andika, yang sedang belanja seragam di toko milik Nur Afifah kemarin siang. Juwadi mengaku dirinya membelikan anaknya seragam bukan karena seragamnya sudah jelek, melainkan karena ukurannya sudah kekecilan. ’’Belinya sudah dua tahun lalu. Karena lama tidak dipakai, sekarang kekecilan dan beli lagi,’’ ucap wali murid siswa kelas IX itu.

Perlu diketahui, tahun ajaran 2021–2022 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya para siswa mendapat seragam gratis berupa kain dan dijahit sendiri, tahun ini Pemkab Gresik memberikan seragam gratis berupa uang tunai.

Melalui APBD, pemkab mengucurkan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk seragam SD/SMP dan Rp 8 miliar untuk MI/MTS. Untuk nominalnya, siswa di sekolah swasta akan mendapat bantuan Rp 250 ribu per siswa, sedangkan untuk negeri Rp 600 ribu.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.