[ad_1]
Jatim tidak hanya sarat objek wisata yang menawarkan keindahan dan eksotisme alam. Provinsi ini juga memiliki cukup banyak destinasi wisata religi yang jadi jujukan masyarakat. Salah satunya di Jombang.
—
GELIAT wisata religi makam KH Wahab Chasbullah di Tambakberas makin terasa pada awal 2021. Destinasi tersebut mulai kembali didatangi para peziarah.
Sebagaimana pada Jumat lalu (19/2), kompleks makam tidak pernah sepi. Ratusan santri asrama Assalma terlihat khusyuk berdoa di makam. Tak lama setelah mereka pergi, datang satu bus peziarah lain. ’’Kami rombongan dari Kediri dan Nganjuk,’’ kata Kiai Agil, pemimpin rombongan.
Mereka rupanya merupakan satu bani yang tengah bereuni dengan berziarah. Menurut Kiai Agil, rekreasi ziarah makam mempunyai dua manfaat. Pertama, refreshing karena bisa jalan-jalan. ’’Dan yang terpenting, bisa berdoa memohon keselamatan dunia akhirat,’’ ungkap dia.
Peziarah yang menggunakan motor juga tak pernah sepi. Salah satunya, Sumijo, 45, warga Bojonegoro yang datang bersama istri dengan mengendarai sepeda motor. Juga ada peziarah lokal, Nurhadi dari Diwek bersama istri dan dua anaknya yang masih balita.
Begitu datang, Nurhadi langsung wudu dan minum air sumur di depan kompleks makam. Para peziarah meyakini air di depan makam itu punya khasiat. Dengan demikian, banyak yang tidak hanya meminum, tetapi juga membawanya pulang. ’’Sering ada peziarah yang mengambil air sumur, lalu dibawa pulang. Katanya untuk obat,’’ ujar Rukan, 40, juru kunci makam.
Air yang dipercaya sebagai obat tersebut, antara lain, untuk dioleskan ke tubuh agar pegal linu hilang. Ada juga yang diminum untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Bagi para santri, ziarah makam KH Wahab Chasbullah merupakan momentum yang ditunggu. Apalagi selama pandemi. ’’Kami keluarnya ya hanya ziarah ke makam,’’ ujar Zia, santri asal Sidoarjo. Sebab, sekolah pun dilakukan secara daring. Mereka rutin berziarah ke makam tiap Jumat pagi.
Bukan hanya santri, para wali santri selalu berziarah ke makam sebelum menjenguk anak mereka di pesantren. Kala sambang, biasanya mereka beramai-ramai. ’’Saya biasanya disambangi satu Elf. Kakek nenek ikut semua,’’ kata Zulfa, santri lain yang juga berasal dari Sidoarjo.
Makam KH Wahab Chasbullah memang menjadi jujukan favorit wali santri. Salah satu alasannya karena tempatnya luas. Ada lima kamar mandi dan juga musala sehingga bisa mandi dan beristirahat. Selain itu, mereka meyakini bahwa sowan ke makam pendiri pesantren harus didahulukan agar anak mereka di pesantren kerasan dan mendapat berkah selama nyantri.
’’Pertama mondok, saya dulu tidak kerasan. Tiap pulang sekolah sering ke makam dulu, baru ke pondok. Akhirnya jadi kerasan,’’ sahut Zakiya, santri asal Probolinggo yang kini sudah kelas XII madrasah aliyah.
Ada Guest House untuk Menginap Peziarah
Rombongan dari luar kota kini bisa menginap kala berziarah ke makam KH Wahab Chasbullah Tambakberas. Sebab, pihak pesantren telah menyediakan guest house.
’’Asal menghubungi lebih dulu, bisa menginap di guest house. Kami siapkan kopi, snack, dan sarapan,’’ kata KH M. Syifa Malik, sekretaris umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas.
Lokasi guest house berada di sisi utara GOR Bahrul Ulum. Berjarak 500 meter arah selatan makam. Guest house tersebut bisa menampung seratus orang. Ada tujuh kamar dengan ukuran besar. ’’Tiap kamar berukuran 5×7 meter,’’ kata Gus Syifa, sapaan akrabnya. Tiap kamar punya lima bed plus AC dan kamar mandi.
’’Rombongan PBNU dan ulama luar negeri yang ke Tambakberas sering menginap di guest house,’’ terangnya. Salah satunya, KH Yahya Staquf, khatib syuriyah PBNU sekaligus anggota dewan pertimbangan presiden.
Guest house juga bisa ditempati rombongan yang mengadakan kegiatan di makam KH Wahab Chasbullah. Sebab, sejumlah pengurus NU dari luar kota sering mengadakan kegiatan di makam. ’’Pengurus NU dari daerah Jawa Tengah pernah mengadakan pelantikan di makam Mbah Wahab,’’ urai Gus Syifa. Tujuannya, agar semakin mantab karena disaksikan langsung pendiri NU.
Baca Juga: 5 Karyawan Kimia Farma Gelapkan Obat Apotek untuk Dijual tanpa Resep
Selama pandemi, guest house disulap menjadi tempat khusus untuk karantina santri yang terkena korona. ’’Di situ kami siagakan dokter 24 jam,’’ tambahnya.
Gus Syifa menyebutkan, tren pengunjung makam KH Wahab Chasbullah terus meningkat setiap tahun. Sebab, para alumnus sering membawa rombongan ziarah. Namun, sarana-prasarana penunjangnya masih perlu pembenahan. Dengan begitu, butuh peran pemerintah untuk mengembangkan.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!