[ad_1]
Jakarta, IDN Times – Operasi evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJY 182 di Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, telah memasuki hari keenam. Sejauh ini, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) telah menerima 239 kantong jenazah korban Sriwijaya Air.
Selain kantong jenazah, Basarnas juga telah menerima 40 kantong badan pesawat kecil, 33 kantong badan pesawat besar, dan satu flight data recorder (FDR) bagian dari black box atau kotak hitam.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengatakan, tantangan operasi pencarian hari ini adalah keterbatasan visibilitas atau jarak pandang di dasar laut. Pada hari sebelumnya, pasukan penyelam menghadapi hambatan cuaca.
“(Sebanyak) 40 kantong kecil, 33 potongan besar, dan satu FDR (Flight Data Recorder),” kata Bagus di dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta Utara, Kamis (14/1/2021).
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY 182 yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang menuju Bandara Supadio Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari 2021 sekitar pukul 14.40 WIB. Diduga, pesawat jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Pesawat jenis Boeing 737-500 tersebut mengangkut 62 orang, terdiri dari 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi, serta 12 kru pesawat.
Bagi keluarga penumpang yang ingin mendapatkan informasi terkait kecelakaan SJY 182, bisa menghubungi hotline Sriwijaya Air di nomor 021 806 37817. Ada juga posko di Terminal 2D kedatangan Bandara Soekarno-Hatta.
Rumah Sakit Polri Kramatjati Jakarta juga membuka saluran khusus insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY 182 dan layanan psikologi bagi keluarga korban, dengan nomor hotline 0812 3503 9292.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!