[ad_1]
JawaPos.com – Penemuan jenazah perempuan di lahan kosong di Gayungsari Kamis malam (22/4) menemukan titik terang. Jasad yang diketahui bernama Putri Ima Camelia Sandy itu ternyata korban pembunuhan.
Pelakunya tak lain suami sendiri, Jony Pranoto Kasum. Motifnya, pelaku sakit hati saat cekcok dalam mengurus anak.
Sarpono, orang tua angkat Jony, tak menyangka hal tersebut. Begitu juga para tetangga kos-kosannya. Mereka tidak menaruh curiga adanya peristiwa pembunuhan di lingkungan mereka. Maklum, saat kejadian, tidak terdengar suara atau cekcok. Tetangga hanya sempat mencium bau busuk. Namun, Jony berdalih bau tersebut dari dua bangkai tikus di dalam kos-kosannya.
Kamar kos di Gayungan VII, Kecamatan Gayungan, itu kini tertutup rapat. Beberapa pasang sandal masih tertata rapi di depan pintu kamar kos. Garis polisi pun sudah terpasang. Tepatnya sejak jasad Putri Ima Camelia Sandy, 26, ditemukan Kamis malam di sekitar lapangan di Gayungsari.
Saat ditemukan, kondisi jasad sudah membusuk. Ibu satu anak tersebut juga diketahui tengah hamil lima bulan.
Dari pengakuan tersangka, pembunuhan dilakukan pada Senin. Setelah dibunuh, jenazah dibiarkan dua hari di dalam kamar kos mereka.
Dengan mata berkaca-kaca, Sarpono menuturkan bahwa dirinya terakhir bertemu dengan anak angkatnya Minggu lalu. Meskipun kamar kosnya berhadapan. Dia tak lagi dekat dengan Jony. Bicara pun jarang. Hanya bertegur sapa dengan cucunya yang masih berumur 3 tahun. ’’Mereka berdua ini tertutup. Istrinya juga jarang ngomong,’’ terangnya Jumat (23/4).
Hal itu juga disampaikan Marlena, tetangga kos-kosan. Meski hanya dipisahkan sebuah tembok, saat kejadian dia tak melihat kecurigaan sama sekali. Termasuk tidak mendengar suara atau cekcok. ’’Kamar kos mereka ini sering tertutup,’’ katanya.
Hanya, pada Rabu Marlena bertemu dengan Jony. Saat itu dia berada di depan kamar kosnya. Tiduran dengan kasur yang digunakan untuk membungkus tubuh korban. Nah, pada hari itu memang tercium bau busuk seperti bangkai.
Namun, dia tidak menaruh curiga sama sekali. Sebab, Jony mengatakan bau itu dari dua bangkai tikus di kamarnya. Marlena pun memberi saran untuk menyiramnya dengan minyak telon. Tujuannya, tidak bau lagi. Memang benar, besoknya sudah tidak bau lagi.
Marlena menuturkan, putranya yang masih kecil dekat dengan Jony. Dia juga sering melihat mereka berdua di depan kos-kosan. Namun, tetangga jarang berkomunikasi dengan istrinya. ’’Kalau Putri setelah pulang kerja langsung ke kamar,’’ terangnya.
Jony Ditangkap di Kamar Kos
Polisi tidak membutuhkan waktu lama untuk menangkap pelaku yang membunuh korban. Jony Pranoto Kasum yang tidak lain adalah suami korban diringkus di tempat kosnya. ’’Dalam hitungan jam sejak korban ditemukan, kami temukan pelakunya,” ujar Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Oki Ahadian.
Menurut dia, salah satu kunci keberhasilan itu adalah terkuaknya identitas korban. Setelah mengantonginya, petugas langsung mencari orang-orang terdekatnya. Jony, suaminya, diketahui berada di tempat kos. ’’Mereka tinggal bersama,” katanya.
Jony awalnya bersikap kaget saat diberi tahu istrinya ditemukan tewas. Namun, dalam pemeriksaan, polisi menemukan kejanggalan. Informasi yang diberikannya tidak sesuai dengan data yang dikantongi.
Oki tidak menyebut dengan pasti kejanggalan itu. Hanya, Jony yang sejak awal dicurigai akhirnya mengaku saat didesak. Dialah yang membunuh korban.
Jony menyebut pembunuhan itu terjadi Senin (19/4). Dia berdalih gelap mata. Tersulut emosi oleh perilaku korban. ’’Motifnya sakit hati dan dendam lama,” ucap polisi dengan dua melati di pundak tersebut.
Oki menuturkan, tersangka dan korban awalnya adu mulut. Jony marah karena korban tidak mau gantian menjaga anak. Korban beralasan saat itu sudah lelah bekerja.
Dalam cekcok tersebut, korban melontarkan kata-kata kasar. Jony dikatakan tidak pantas disebut kepala keluarga. Sebab, penghasilan selama ini tidak tentu. ’’Emosi tersangka meluap dengan kalimat yang diucapkan korban,” kata Oki. Jony spontan mencekiknya. Lalu, membekap wajah korban dengan bantal sampai meninggal.
Jony bersikap biasa setelah membunuh istrinya. Jasad perempuan itu ditutupi dengan selimut. Jony selalu mengaku bahwa korban sedang pergi saat ditanya anaknya.
Dua hari setelah kejadian, kata Oki, jasad korban mulai mengeluarkan bau tidak sedap. Jony lantas berpikir untuk membuangnya. Dia meminjam gerobak temannya untuk mengangkut jenazah korban. ’’Jasad dibuang ke sebuah lahan parkir yang situasinya memang sepi,” terangnya.
Jony membuang mayat itu sendiri. Dia langsung pulang ke tempat kos setelahnya.
Oki merasa miris dengan aksi keji tersangka. Terlebih, korban sedang mengandung saat nyawanya dihabisi. ’’Tega sekali,” ucapnya sembari menggelengkan kepala.
Jony di tempat yang sama mengaku aksi nekat itu adalah akumulasi emosinya. Dia menyebut selama ini sudah bersabar. Namun, korban tidak henti melecehkannya sebagai suami.
Baca Juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam, AHY: 1 Nyawa Prajurit TNI Sangat Berharga
Menurut Jony, korban pernah selingkuh beberapa waktu lalu. Namun, dia tidak mau memperpanjang masalah. Jony merasa rumah tangganya masih bisa diperbaiki. Terlebih korban mengakui kesalahannya.
Jony menyebut hubungan dengan istri sempat membaik. Namun, hati kecilnya tetap menaruh dendam. Hingga dia nekat membunuh korban saat kali terakhir cekcok. Dia mengatakan bahwa tempat kosnya saat itu sedang sepi. Jadi, dia bisa melakukan aksi brutalnya dengan bebas. ’’Anak kebetulan di luar,” ucapnya lirih.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!