[ad_1]
Menyaksikan langit yang dipenuhi kembang api merupakan tradisi yang sulit untuk dilewatkan tiap pergantian tahun. Namun, sehubungan dengan pandemi, perayaan tahun baru dengan kembang api kali ini dilarang dengan tegas di berbagai daerah.
Walaupun demikian, warna-warni kembang api merupakan hal yang yang selalu menarik untuk dipelajari. Lantas, dari mana asal warna-warni kembang api? Yuk, simak sederet faktanya di bawah ini.
1. Memiliki sejarah yang panjang
Sejarah kembang api dimulai dari Negeri China. Dilansir dari laman APA, banyak sejarawan yang percaya bahwa kembang api mulai dikembangkan pada abad ke-2 SM di Liuyang, China.
Kembang api alami pertama ini merupakan batang bambu yang akan meledak apabila dipanaskan karena peristiwa overheating pada kantong udara berongga di bambu. Namun, kembang api buatan baru dikembangkan pada abad ke 600 hingga 900 Masehi. Alkimia China membuat kembang api dengan mencampurkan kalium nitrat, sulfur, serta charcoal ke dalam batang bambu.
2. Menghasilkan cahaya melalui mekanisme incandescence maupun luminescence
Terdapat dua mekanisme munculnya cahaya pada kembang api, yakni incadescence dan luminescence.
Dilansir dari laman ThoughtCo., incandescence merupakan cahaya yang dihasilkan dari energi kalor. Kalor akan menyebabkan komponen memanas, dan selanjutnya memancarkan infrared, kemudian warna merah, kuning, dan putih sesuai temperatur.
Sedangkan luminescence merupakan cahaya yang dihasilkan menggunakan sumber energi selain kalor. Untuk menghasilkan luminescence, elektron perlu menyerap energi, sehingga elektron menjadi tereksitasi dan tidak stabil. Ketika elektron kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, energi yang telah diserap tadi akan dilepaskan kembali dalam bentuk cahaya.
3. Menggunakan elemen sesuai variasi warna yang diinginkan
Warna yang berbeda pada kembang api diciptakan dari senyawa yang berbeda pula. Dikutip dari Compound Interest, stronsium karbonat dapat digunakan untuk warna merah, kalsium klorida untuk warna oranye, barium klorida untuk warna hijau, sodium nitrat untuk warna kuning, dan lain-lain. Pada kembang api, elemen pewarna ini diletakkan dalam suatu zona yang disebut stars.
4. Selain elemen pewarna, kembang api terdiri juga atas fuel, oxidizer, dan binder
Ketiga komponen ini tak kalah pentingnya dengan pewarna. Tanpa ketiga komponen ini, kembang api tidak akan memiliki kemampuan untuk meluncur ke angkasa. Dikutip dari Chemical Interest, fuel berfungsi membantu kembang api untuk terbakar. Oxidizer menyediakan oksigen untuk pembakaran fuel. Sedangkan, binder bertugas untuk merekatkan komponen-komponen pada kembang api.
5. Suara dentuman kembang api berasal dari pelepasan energi
Kembang api seringkali disertai dengan suara dentuman yang keras. Dikutip dari laman Science Made Fun, suara dentuman tersebut merupakan hasil dari pelepasan energi di udara. Energi tersebut menyebabkan udara mengembang lebih cepat daripada kecepatan suara.
Itulah beberapa fakta mengenai warna-warni yang dihasilkan oleh kembang api. Meski terlihat sepele, tapi kadang kalian juga bertanya-tanya, kan dari mana datangnya warna-warni dalam kembang api?
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!