Demokrat Curiga Ada yang Ingin Adu Domba Annissa Pohan dengan Kapolri

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menegaskan bahwa ungkapan Annisa Pohan dinilai wajar. Hal ini menyangkut pernyataan istri Ketua Umum Partai Demokrat tersebut yang menyinggung polemik jalur sepeda di Jalan Sudirman-Thamrin yang bakal dibongkar.

“Ungkapan Mba Annisa adalah ungkapan yang wajar dari seorang warga negara yang gemar bersepeda. Ada banyak penggemar bersepeda lainnya yang juga protes. Tapi tidak ada menyentil siapa pun,” ujar Herzaky dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Sabtu (19/6).

“Lagi pula konteks pernyataan Kapolri adalah hendak mengkaji dan mengevalusi, serta mencari formulasi yang pas untuk para pengguna sepeda, termasuk dengan melakukan studi banding ke luar negeri. Tidak ada kata bongkar,” tegas Herzaky.

Herzaky juga menambahkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai ketua Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI), pasti akan mencari jalan keluar yang bijaksana. Mengingat, animo yang tinggi dari masyarakat untuk bersepeda.

“Saya kira ini bagus untuk perkembangan olahraga sepeda dikemudian hari, dan sejalan dengan tren gaya hidup sehat di berbagai negara,” imbuh Herzaky.

Dikatakan agar tetap bugar selama masa pandemi, Annisa gemar bersepeda terutama di jalur beraspal. Hampir pada setiap kesempatan di berbagai tempat, Annisa bersepeda memanfaatkan jalur sepeda yang disediakan pemerintah-pemerintah daerah.

Bagi Annisa, kata Herzaky, bersepeda bukan hanya sehat bagi diri, tapi juga mendorong penataan lingkungan yang sehat. Tidak heran jika ia spontan bertanya saat mendengar ada usulan untuk membongkar jalur sepeda di Jakarta.

“Tapi rupanya ada pihak-pihak yang coba memancing di air keruh dengan mendorong pemberitaan melalui beberapa media online, menggunakan judul-judul provokatif, termasuk seolah-olah menghadapkan Mba Annisa dengan Bapak Kapolri, padahal dalam tweet-nya, Mba Annisa sama sekali tidak menyebut siapa pun,” tegas Herzaky.

Diketahui, isu pembongkaran jalur sepeda di jalan-jalan utama ibu kota mengemuka setelah dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPR dengan Kapolri, Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni meminta Kapolri membongkar jalur sepeda di Jakarta. Sebab, jalur sepeda menciptakan diskriminasi antar pesepeda yang berbeda.

Usulan pembongkaran sepeda ini, mengundang kritik dari para pemangku kepentingan transportasi. Djoko Setijowarno dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menolak usulan tersebut dan berpendapat.

“Dengan jalur sepeda yang terlindungi, akan menjamin keselamatan pesepeda,” kata Djoko.

Sementara itu, pakar transportasi Darmaningtyas menyatakan selama ini pesepeda dan pejalan kaki di Jakarta terpinggirkan sebagai pengguna jalan.

“Jakarta memerlukan jalur sepeda kalau mau menuju ke kota layak huni. Yang harus dikurangi untuk kota Jakarta adalah jalur kendaraan bermotor pribadi baik roda dua maupun roda empat,” kata Darmaningtyas.

Sebelumnya, dalam cuitannya di Twitter, Annisa Pohan mempertanyakan soal rencana pembongkaran jalur sepeda permanen di kawasan Sudirman-Thamrin.

“Mungkin ada kepentingan pribadi? Mau bebas naik sepeda di tengah jalan dan dengan kecepatan tinggi tanpa harus tertib masuk ke jalur sepeda yang harus antri dan lebih mengurangi kecepatan?” kata Annisa Pohan.

Lini masa Twitter Annisa Pohan juga ramai soal topik sepeda dan jalur sepeda permanen mau dibongkar. Annisa Pohan mendukung jalur khusus sepeda. ‘Ada apa sih ini sebenarnya? Kok tiba-tiba jalur sepeda mau dibongkar? #seriusnanya,” ujar Annisa Pohan.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.