[ad_1]
JawaPos.com – Mutiara Aqila Anjani tak bisa lagi membendung kebahagiaannya. Sebab, dalam waktu dekat, murid SDN Sambikerep II itu kembali belajar di sekolah. Rindu pada guru serta teman bakal terobati.
Jumat (3/9) pagi Aqila mengenakan seragam putih-merah. Dipadu topi sekolah. Bersama ibunya, dia mengikuti apel pengukuhan satgas sekolah tangguh di Taman Surya.
Siswa kelas V SD itu menjadi salah satu bagian satgas penanganan Covid-19 di tingkat sekolah. Tentu amanah tersebut tidak mudah. Namun, seberat apa pun tugas yang dihadapi akan terasa ringan ketika asa tetap terjaga. ”Saya sudah kangen belajar bersama teman,’’ ucapnya.
Sebelum mengambil keputusan mengikuti PTM terbatas, ibu Aqila, Wiwin Puspita Sari, sudah melakukan telaah mendalam. Dia berdiskusi dengan suami. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dirasa tidak efektif. ”Guru sudah menyampaikan dengan baik. Namun, penerimaan anak berbeda-beda,’’ jelasnya.
Rasa khawatir memang masih ada. Sebab, virus korona belum sepenuhnya hilang. Sebagai langkah antisipasi, ketika sekolah dibuka, dia akan terus mendampingi anaknya. Memastikan kesehatan serta protokol kesehatan (prokes).
Apel satgas sekolah tangguh itu menjadi penanda. Surabaya siap menghelat PTM terbatas. Kegiatan tersebut dimulai minggu depan. Tepatnya Senin (6/9).
Wali Kota Eri Cahyadi menuturkan, sebelum PTM terbatas berjalan, sekolah harus memenuhi persyaratan. Di antaranya, melengkapi sarana dan prasarana (sarpras), guru telah mendapatkan vaksin, serta memastikan tenaga pendidik dan siswa sehat. ”Sekolah juga membentuk satgas. Total siswa yang menjadi anggota satgas mencapai 5.425,” paparnya.
Persyaratan lain ialah sekolah telah lulus asesmen. Dari data dinas pendidikan (dispendik), 457 satuan pendidikan telah mendapatkan izin menggelar PTM terbatas. ’’Nanti terus bertambah,’’ ucapnya.
Kabid SD Dinas Pendidikan (Dispendik) Mohammad Aries Hilmi menuturkan, pada jenjang SD, lebih dari 264 satuan pendidikan yang sudah menjalani asesmen. Namun, Senin depan diperkirakan belum seluruhnya menggelar PTM terbatas. Sebab, ada sekolah yang baru melakukan sosialisasi kepada wali murid.
Satu kelas nanti hanya diisi 25 persen siswa. Aries menjelaskan, saat ini rata-rata siswa SD di satu ruangan berjumlah 28 siswa. ”Ketika PTM terbatas berjalan, kelas berisi 7–8 pelajar,’’ ucapnya.
Plt Kabid Sekmen Dispendik Triaji Nugroho menjelaskan, pada jenjang SMP, sebanyak 102 satuan pendidikan dipastikan telah lulus asesmen, baik SMP negeri maupun swasta. Pekan depan lembaga pendidikan itu kembali buka.
Untuk tahap awal, ada 15 SMP yang menggelar pembelajaran. Selebihnya melakukan simulasi. Aji, sapaan akrab Triaji Nugroho, mengatakan bahwa pada prinsipnya PTM terbatas dan simulasi sama. Siswa diperbolehkan belajar di dalam kelas. ”Yang beda, ketika simulasi, hanya dua kelas yang dibuka,’’ tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dispendik Supomo menuturkan, pihaknya terus menghimpun persetujuan wali murid. Sebab, syarat utama menggelar PTM terbatas adalah izin orang tua. ”Karena orang tua memiliki kewenangan penuh memberikan izin atau tidak pada anaknya,’’ paparnya.
Juli lalu sejatinya dispendik telah menampung izin orang tua. Saat itu, persentasenya masih kecil. Pada jenjang SMP, 6,4 persen wali murid memberikan lampu hijau. Pada tingkat SD, persentasenya mencapai 9,2 persen.
Seiring kondisi Surabaya yang terus membaik, dukungan warga ikut bertambah. Pada level SD, 20,9 persen orang tua memberikan izin PTM terbatas. Tingkat SMP mencapai 20 persen.
Supomo menjelaskan penyebab dulu persentase dukungan PTM terbatas minim. Selain disebabkan persebaran Covid-19, waktu itu sekolah hanya menyurvei beberapa kelas. Contohnya, SMP. Hanya wali murid kelas IX yang dimintai pendapat.
Mantan kepala dinas sosial (dinsos) itu optimistis dukungan wali murid terus bertambah. Menurut dia, orang tua masih melihat keamanan PTM terbatas. Bagi orang tua yang berubah pikiran, dispendik memberikan kesempatan. Caranya adalah dengan melampirkan surat pernyataan ke sekolah.
Action saat Mulai Belajar
Salah satu instrumen pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas adalah membentuk satgas Covid-19 di kalangan siswa. Sejumlah sekolah pun telah membentuk satgas Covid-19 yang mayoritas anggotanya adalah pengurus OSIS.
Waka Kurikulum SMPK Angelus Custos Yosef Cucun Agustiyo mengatakan, total ada 10 siswa yang memiliki tugas tambahan sebagai satgas Covid-19. Mereka berperan penting dalam menegakkan protokol kesehatan di kalangan siswa. Khususnya saat pembelajaran berlangsung.
’’Mereka bisa mengingatkan teman sebaya untuk memakai masker dan taat prokes,” katanya.
Selain itu, sekolah tersebut menyiapkan dua ruang unit kesehatan sekolah (UKS) untuk menunjang PTM terbatas. Ada yang indoor maupun outdoor.
”Ruangan outdoor digunakan untuk skrining dan observasi awal. Lokasinya di kantin. Sebab, UKS hanya memiliki empat bed,” imbuhnya.
Ada pula sarana penunjang seperti tempat cuci tangan portabel, disinfektan, tabung oksigen, hazmat, dan P3K.
Di lain tempat, SMPN 42 Surabaya juga telah membentuk satgas Covid-19 di kalangan siswa. Kepala SMPN 42 Nanik Irawati mengatakan, total ada 10 siswa yang didapuk sebagai satgas Covid-19. Jumlah tersebut akan ditambah hingga target 60 anak.
”Anggota satgas diambil dari pengurus OSIS, Pramuka, dan PMR,” katanya.
Nanik menuturkan, rencananya di setiap kelas ada dua anggota satgas siswa. Mereka tidak hanya bertugas menegakkan prokes di kelas, tetapi juga mengedukasi teman sebaya tentang Covid-19.
’’Senin (6/9), harapannya PTM terbatas dapat berjalan lancar dan tim satgas bisa bertugas dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, SMPN 39 Surabaya tidak hanya membentuk satgas Covid-19 di kalangan siswa, tetapi juga di kalangan guru. Mereka akan memantau siswa yang dicurigai dalam kondisi kurang sehat.
’’Nanti guru-guru yang usianya di atas 50 tahun dan tidak bertugas mengajar di kelas bisa bantu menjadi tim mitigasi Covid-19,” katanya.
Kepala SMPN 6 Surabaya Ahmad Sya’roni mengungkapkan, tim satgas Covid-19 di sekolahnya ada sejak dulu. Hanya, tugasnya belum berjalan optimal.
’’Action-nya baru ini pas PTM terbatas,” ujarnya.
Sya’roni menambahkan, tim mitigasi Covid-19 akan bertugas memantau kondisi siswa yang dicurigai ke arah Covid-19. Sekolah berhak mengecek anak yang bermasalah atau rentan. Meski diizinkan orang tua, jika kondisinya sakit, siswa tersebut tetap tidak boleh masuk.
START PTM DI SURABAYA
– PTM terbatas dihelat Senin (6/9).
– Yang lulus asesmen berjumlah 457 sekolah.
– Untuk sementara, ada 264 SD dan 102 SMP.
– PTM terbatas dihelat dengan tahapan sebanyak 15 SMP bisa menghelat PTM terbatas.
– Selebihnya melakukan simulasi.
– Sekolah yang menggelar simulasi maksimal memakai dua kelas.
– Evaluasi PTM terbatas dilakukan satu bulan. Setelah itu, dispendik akan menambah persentase siswa.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!