Didemo Warga Madura, Wali Kota Surabaya Sedih Disebut Diskriminasi

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku sedih disebut melakukan diskriminasi kepada warga Madura. Hal itu diungkapkan di depan demonstran yang menuntut penyekatan dan tes swab di Jembatan Suramadu dihentikan, pada Senin (21/6).

Eri menemui massa aksi pada pukul 13.30, setelah massa berdiri di depan Balai Kota Surabaya sejak pukul 12.00. Eri terlebih dahulu menyapa mereka dengan membaca salawat. Kemudian bercerita tentang kesedihan hatinya.

Iki atiku (ini hatiku) bingung dan sedih. Soalnya orang tua saya, kakek saya dari Bangkalan. Itu saudara saya. Ini yang bikin saya sedih kalau dibilang diskriminasi. Penyekatan dan swab itu bukan kebijakan wali kota. Saya hanya menjalankan perintah forkopimda,” kata Eri.

Dia menjelaskan, bersama Bupati Bangkalan sama-sama menjalankan tugas. Dia mengaku baru saja melakukan koordinasi dengan forkopimda terkait tuntutan demonstran.

”Saya jalankan. Kalau kami, keluar SIKM (Surat Izin Keluar Masuk) dari Madura dan Surabaya yang berlaku 7 hari, itu yang disampaikan kapolri dalam rapat forkopimda. Saya sampaikan terkait penghapusan swab antigen dan seterusnya,” tegas Eri.

Pengakuan Eri itu nyatanya tak mampu meredam emosi massa. Mereka masih mengamuk dan melontarkan kalimat merendahkan. Massa aksi tidak mempercayai apa yang dikatakan Eri.

”Saya dapat 2 surat. Dari Provinsi Jatim dan Bupati Bangkalan minta bantuan tenaga swab. Insya Allah sudah disampaikan provinsi dan gubernur. Swab kapan dan berapa hari ditiadakan atau enggak itu kebijakan provinsi,” ujar Eri.

”Kami ini dimintai tolong. Karena Bangkalan nakes dan tenaga sedikit. Saya tunjukkan suratnya. Jadi Surabaya gak ada yang nutupin. Saya ngurus Surabaya mumet. Swab Pak Danrem bisa disampaikan sendiri. Saya berharap kalau semua ada kebijakan di Bangkalan. Bukan Surabaya mengadakan sendiri,” ucap Eri.

Eri memastikan, sesuai surat Bupati Bangkalan dan Forkopimda Jatim, cukup membawa SIKM untuk masuk ke Surabaya. ”Untuk dapat itu (SIKM), saya gak tahu gimana. Njenengan kan minta Surabaya. Kalau Bangkalan ya jangan bilang saya. Tahu maksud saya? Ini Surabaya. Kalau ada SIKM dari Bangkalan Insya Allah nggak ada swab di Surabaya,” kata Eri.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.