Dinas Pendidikan Surabaya Kaji GeNose untuk Sekolah Tatap Muka

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Protokol kesehatan (prokes) untuk menggelar sekolah tatap muka terus dimatangkan oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya. Bersama dengan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya dan para pakar, dispendik telah merampungkan prokes yang akan diterapkan di sekolah-sekolah yang menggelar tatap muka tersebut.

Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Irvan Widyanto menjelaskan, standard operating procedure (SOP) sekolah tatap muka sudah rampung disusun. Ada beberapa poin utama yang harus dipenuhi lembaga pendidikan. Pertama, guru dan siswa harus dipastikan sehat sebelum menggelar pembelajaran tatap muka. Kedua, seluruh warga sekolah wajib mengenakan masker. Jarak tempat duduk antarsiswa minimal 1 meter. ’’Kami minta jam pelajaran di sekolah dibatasi,’’ ucapnya.

Untuk memastikan kesehatan siswa dan guru, Dispendik Surabaya sudah merancang sistem deteksi dini. Yakni, memakai tes GeNose. Dengan cara itu, sekolah bisa mengetahui dengan cepat potensi paparan Covid-19 kepada siswa dan guru. Kepala Dispendik Surabaya Supomo mengatakan, saat ini kajian pemakaian GeNose tengah disusun. ’’Kami ingin memastikan seberapa akurat alat itu,’’ papar Supomo saat ditemui di balai kota, Selasa (6/4).

Dia menjelaskan, pemerintah sudah menetapkan waktu pelaksanaan sekolah tatap muka. Kegiatan itu berjalan tiga bulan lagi. ’’Juli, tahun ajaran baru dimulai,’’ ujar dia.

Saat ini pemkot terus melengkapi persyaratan pembukaan sekolah. Misalnya, vaksinasi guru. Imunisasi itu berjalan sejak Maret. Terhitung 28.391 guru dan tenaga kependidikan (GTK), termasuk penjaga sekolah, telah mendapat suntikan vaksin tersebut.

Pemkot sudah menetapkan target. Seluruh pendidik harus mendapatkan vaksin. ’’Sebelum pembelajaran tatap muka berjalan, vaksinasi harus tuntas,’’ paparnya.

Persiapan lain sebelum sekolah tatap muka itu adalah simulasi. Sekolah yang hendak buka harus menggelar uji coba terlebih dahulu. Tujuannya memastikan prokes bisa berjalan optimal.

Menurut Supomo, simulasi berjalan sejak tahun lalu. Tepatnya pada Desember. Sebanyak 17 SMP negeri dan swasta melakukan uji coba pembukaan sekolah.

Nah, menjelang pembelajaran tatap muka nanti, simulasi kembali dilakukan. Tidak hanya berjalan pada jenjang SMP. Namun, juga dihelat pada tingkat pendidikan dasar (SD). ’’Rencananya, SD dan SMP nanti membuka sekolah bersamaan,’’ terangnya.

Dispendik melakukan telaah bersama satgas percepatan penanganan Covid-19. Petugas melihat kesiapan sekolah. Sarpras prokes dipelototi. Sekolah harus menyediakan wastafel, hand sanitizer, serta memastikan sirkulasi udara di dalam kelas.

Baca Juga: Baru Mulai Vaksinasi Lansia dengan Sinovac, Tiongkok Disebut Main Aman

Waktu pembelajaran tatap muka pun diatur. Tidak lebih dari tiga jam. Selain itu, siswa dan guru harus menjaga jarak. Juga mengenakan masker. ’’Hasilnya sudah sesuai dengan aturan,’’ terangnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.