[ad_1]
JawaPos.com – Indonesia dihadapi masalah penularan Covid-19 mutasi India yang cepat menular. Selain di Kudus, lonjakan pasien merata terjadi hampir di semua daerah karena munculnya mutasi India.
Di RS Darurat Wisma Atlet, Jakarta, dalam sehari pertambahan pasien baru mencapai lebih dari 600 orang. Hampir semua tower penuh.
Ahli Spesialis Paru atau Pulmonolog di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, dr. Efriadi menjelaskan rata-rata pasien yang datang gejalanya masih sama. Meski begitu, kondisi pasien dengan penularan varian India ini lebih cepat memburuk.
“Gejala Masih tetap sama tetapi daya tularnya dan perburukkan mudah terjadi,” katanya kepada JawaPos.com, Selasa malam (15/6).
Apalagi jika kondisi pasien adalah lansia atau orang dengan komorbid, maka kondisi bisa lebih parah. Menurutnya, seseoramg dengan obesitas juga mengalami hal yang sama.
“Pasien dengan obesitas sering lebih berat Covid-nya,” kata Efriadi.
Menurut Efriadi rata-rata pasien yang datang adalah mereka yang mengalami gejala. Mereka yang datang umumnya keluarga, dan usai melakukan libur Lebaran.
“Iya, klaster keluarga dan komunitas,” kata Efriadi.
Dalam kicauannya beberapa hari ini, Efriadi juga mengungkapkan gejala dan faktor risiko pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit. Klaster keluarga mendominasi dan patut diwaspadai jika pada lansia yang terpapar Covid-19, risiko perburukkan lebih besar dibanding dewasa muda.
“Ketatkan 5M dan vaksinasi segera. Peningkatan kasus di berbagai daerah tidak bisa dipungkiri terkait dengan mobilitas tinggi antar kota dan provinsi saat lebaran kemarin. Tim dokter paru (PDPI)pusat menyiapkan timnya untuk dikirim ke berbagai daerah dengan kasus tinggi untuk mensupport sejawat dari di sana. Mohon doanya,” katanya dalam kicauannya.
Ia juga menyebutkan beberapa pasien memerlukan oksigen, IGD, IMCU,HCU, ICU. Umumnya bermasalah dengan berat badan berlebih plus komorbid lainnya.
“Waspadalah tren masih naik terus nih,” tegasnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!