[ad_1]
JawaPos.com – Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Mochammad Jasin mengungkapkan, istilah taliban digaungkan untuk menyerang kinerja KPK. Dia menegaskan, istilah taliban tersebut tidak berkaitan dengan agama tertentu di KPK.
Sejumlah mantan Pimpinan KPK telah diperiksa Komnas HAM antara lain Mochammad Jasin, Abraham Samad, Saut Situmorang, dan Bambang Widjojanto. Hal ini menindaklanjuti laporan 75 pegawai KPK terkait dugaan pelanggaran HAM dalam pelaksanaan TWK.
“Taliban itu sebenarnya bahwa orang-orang itu tidak bisa dipengaruhi tidak bisa di-remote dari luarlah, gampangnya karena dia taat pada peraturan perundangan dan taat pada kode etik,” kata Jasin usai menjalani pemeriksaan di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/6).
Mantan Inspektur Jenderal Kementerian Agama ini lantas mencontohkan pegawai KPK yang dianggap taliban. Dia menyatakan, pegawai KPK yang dinilai taliban karena tak tergoda dengan tawaran pihak luar saat menjalankan tugas memberantas korupsi.
“Diajak makan di restoran tidak mau, dijemput saat kunjungan di daerah sosialisasi misalnya nggak mau. Yang jujur itu disebut taliban oleh teman-temannya. Sok bersih sok suci itu,” sambungnya.
Jasin menyebut, istilah taliban mulai muncul di KPK sejak dimulainya upaya pelemahan KPK. Menurutnya KPK bekerja berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP), bukan berdasarkan agama tertentu.
Dia pun menegaskan, istilah taliban muncul dari luar KPK, bukan dari internal KPK.
“Intinya kerukunan beragama di KPK itu sudah bagus sekali.Tidak ada yang ekstrem terhadap agama tertentu tidak ada. Nggak toleransi nggak ada itu. Memang di dalam kode etiknya didasari religiusitas, integritas tanggung jawab, keadilan kepemimpinan, gitulah,” tegas Jasin menandaskan.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!