[ad_1]
JawaPos.com–Lima organisasi Alumni Kelompok Cipayung terdiri atas Korps Alumni HMI (KAHMI), Ikatan Alumni PMII (IKA PMII), Persatuan Alumni GMNI (PA GMNI), Forum Komunikasi Alumni PMKRI (Forkoma PMKRI), dan Perkumpulan Senior GMKI (PS GMKI) berkumpul dalam webinar kebangsaan membahas dukungan untuk bangsa Palestina di Markas KAHMI Center pada Rabu (26/5).
Ketua Umum PA GMNI yang juga Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyatakan, bangsa Indonesia punya alasan kuat untuk mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dan membantu secara kemanusiaan korban kekerasan militer Israel kepada rakyat Palestina.
”Pertama alasan amanat Pembukaan UUD NRI 1945 yang mengatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan serta janji bangsa Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial,” ujar Ahmad Basarah.
Alasan kedua, lanjut dia, karena bangsa Indonesia pernah berutang budi ketika bangsa Palestina yang diwakili Mufti Besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al Husaini mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia sebelum Pemerintah Mesir sebagai negara pertama yang mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946. Bahkan Syekh Al Husaini juga mendesak agar negara-negara Timur Tengah turut memberikan dukungan atas kemerdekaan bangsa Indonesia.
Ahmad Basarah yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR tersebut mengatakan, dukungan atas kemerdekaan bangsa Palestina juga dikuatkan Dasa Sila Bandung hasil Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung. ”Bahkan ketujuh Presiden Indonesia tetap konsisten dan mendukung kemerdekaan bangsa Indonesia hingga saat ini,” terang Basarah.
Namun demikian, Ahmad Basarah menolak jika penggalangan bantuan kemanusiaan Forum Alumni Kelompok Cipayung untuk bangsa Palestina itu didasarkan atas sentimen agama. ”Karena baik bangsa Indonesia warga negaranya bukan hanya beragama Islam, begitu juga dengan bangsa Palestina yang rakyatnya juga bukan hanya beragama Islam, tetapi ada juga yang beragama Kristen dan Yahudi,” tegas Basarah yang juga mantan sekjen Presidium GMNI itu.
Basarah menambahkan, bantuan kemanusiaan itu karena alasan kemanusiaan dan hubungan antar dua bangsa Indonesia dan Palestina. Bukan atas dasar sentimen agama. Pendistribusian bantuan kemanusiaan itu diharapkan tidak jatuh ke faksi politik yang bertikai di Palestina tetapi harus benar-benar untuk tujuan kemanusiaan.
Sekjen IKA PMII Hanif Dhakiri mendukung agenda bantuan kemanusiaan untuk Palestina. ”Donasi ini dikumpulkan atas dasar semangat kemanusiaan, bukan atas nama sentimen keagamaan. Jangan sampai isu tentang Palestina ini digoreng-goreng hanya untuk komoditas politik pihak tertentui di Indonesia seperti politisasi isu komunis dan anti Islam,” ujar Hanif, mantan Manteri Tenaga Kerja Kabinet Kerja Pertama tersebut.
Bahkan Sekjen PNPS GMKI Sahat Sinaga menyatakan, penggalangan dana atas nama kebangsaan justru bisa merajut kekompakan anak bangsa di tanah air. ”Setiap ada konflik berdarah di Timur Tengah saya dan umat Kristen Indonesia selalu ketar-ketir isu primordialisme keagamaan yang mencuat di sana lalu bisa menyulut isu SARA di tanah air,’’ jelas Sahat.
Sementara itu, Ketua Umum Forkoma PMKRI Hermawi Taslim mengusulkan agar konflik Palestina-Israel bisa dihentikan, diperlukan peta jalan baru perdamaian agar tercipta kesepakatan dua negara Palestina dan Israel yang hidup berdampingan dengan damai.
Sedangkan Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI Viva Yoga Mauladi meminta Indonesia yang menganut politik bebas aktif untuk aktif mendorong negosiasi multilateral untuk kemerdekaan dan perdamaian permanen antara Palestina dan Israel.
Acara silaturahmi kebangsaan alumnus Kelompok Cipayung yang dipandu Sekjen KAHMI Manimbang Kahariady dihadiri para tokoh dan alumnus Kelompok Cipayung serta aktivis gerakan mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung dari seluruh Indonesia.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!