[ad_1]
JawaPos.com–Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendirikan pusat karantina bagi warga Bangkalan, Madura. Tempat tersebut didirikan di gedung Badan Penelitian Wilayah Surabaya-Madura (BPWS) di Ujung Suramadu, Bangkalan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, pusat karantina itu didirikan sejak Senin (14/6). Dilengkapi dengan pusat informasi.
”Gedung BPWS dijadikan pusat karantina dari hasil penyekatan yang terkonfirmasi swab antigen positif. Lalu di-swab PCR di sana,” ujar Khofifah.
Bila hasil PCR menunjukkan positif, akan ada dua opsi rujukan. Bila warga tersebut tidak menunjukkan gejala, dirujuk ke RS Darurat Lapangan Indrapura (RSLI). Bila memiliki gejala, dirujuk ke RS Penyangga di Surabaya. RS penyangga di Surabaya ada di RS Unair, RSUD Soetomo, RS PHC, RS Haji, dan beberapa RS lain.
Salah satu tempat yang diubah menjadi tempat isolasi adalah food court di wilayah Madura. Satu food court bisa menampung 100 pasien.
”Mulai besok (Kamis, 17/6) dimulai dua food court. Jadi bisa melakukan isolasi untuk 200 pasien yang terkonfirmasi positif PCR. Ini menjadi fleksibel bagi warga yang dalam proses penyekatan ini terkonfirmasi swab PCR positif,” jelas Khofifah.
Dengan begitu, warga memiliki banyak opsi. Setelah karantina swab PCR positif, mereka dialihkan ke isolasi yang lokasinya tepat berada di sebelahnya.
”Dari 8 area food court, insya Allah besok (17/6) yang siap melayani ada dua. Jadi bisa 200. Ini ada 2 area. satu untuk tim pengamanan, satu untuk tim nakes. Jadi ada 8 area food court,” kata Khofifah.
Kondisi tersebut memungkinkan untuk dilakukan. Sehingga layanan menjadi solutif untuk swab negatif dan positif.
”Kami pun menyediakan opsi ruko yang jadi pos penyekatan di Bangkalan. Ruko sudah dapat izin dari bupati (Bangkalan). Dari catatan, satu ruko di Bangkalan bisa menampung hampir 500 orang,” ungkap Khofifah.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!