Gempari: Toko-Toko Tutup, Korban Banjir NTT Butuh Makanan Siap Saji

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Ketua Umum Gerakan Masyarakat Peduli Anak Dan Remaja (Gempari) Patrika S Andi Paturusi merasa prihatin atas kejadian bencana banjir bandang dan longsor di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Politikus PPP itu berharap semua pihak bisa bersatu bahu membahu membantu para korban serta mengatasi bencana yang terjadi.

“Kami di Gempari menyampaikan belasungkawa dan rasa prihatin atas bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Flores, NTT. Kami akan terus berperan aktif dalam memberikan bantuan kepada korban bencana alam tersebut,” ujar Anggie, sapaan akrab Patrika dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com di Jakarta, Senin (4/5).

Anggie juga menambahkan, pihaknya terus berkomunikasi dengan Ketua Gempari NTT Jimmy Sianto untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat terdampak banjir bandang dan longsor.

“Menurut Pak Jimmy sekarang mereka butuh makanan siap saji dan minuman. Kondisi disana juga masih ada beberapa wilayah yang mati lampu dan signal hilang-hilang, semoga pemerintah segera turun tangan membantu saudara-saudara kita di NTT,” imbuhnya.

Berdasarkan informasi yang diperolehnya, mesin ATM semua Bank juga mati, ini bisa jadi karena jaringan internet yang terdampak banjir. “Informasi yang kami peroleh, toko-toko juga nggak ada yang buka,” katanya.

Untuk itu kata Anggie yang juga Ketua DPP PPP Bidang Isu Strategis, mengajak semua pihak terkait untuk melakukan langkah cepat dengan memberikan bantuan terdiri dari makanan siap saji seperti mie instant, biskuit, air mineral, dan beras.

Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban warga Kabupaten Flores yang terkena musibah. “Mari kita semua sama-sama bahu membahu untuk meringankan saudara-saudara kita di NTT. Bantuan apapun yang diberikan, saya yakin bisa bermanfaat,” katanya.

Baca Juga: Sudah Disetujui 30 Negara, Sinovac Produksi 2 Miliar Vaksin Covid-19

Pihaknya, juga mendorong pemerintah daerah melakukan operasi tanggap darurat terkait penanganan banjir. Karena itu, upaya pencegahan penanggulangan bencana di setiap daerah perlu diperkuat, terutama di daerah yang berkategori risiko tinggi bencana. Dampak dan potensi bencana harus dapat diminimalisir.

Lebih lanjut, Anggie juga mendesak BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), BPBD (Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah) dan TAGANA (Taruna Siaga Bencana) mengoptimalkan petugas dan relawan di daerah terdampak banjir dan longsor.

“Agar pelaksanaan penyelamatan serta pemberian bantuan kepada korban dapat secepatnya dilaksanakan,” katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga mendokan warga yang terdampak bencana diberi kekuatan dan bisa segera beraktifitas normal. “Semoga tidak ada lagi bencana susulan, dan warga terdampak bisa kembali beraktifitas,” tutup Anggie.

Untuk diketahui, Cuaca ekstrim di NTT telah menyebabkan bencana banjir bandang dan longsor menerjang dua desa di Flores Timur, NTT, Minggu (4/4) pukul 01.00 WITA. Selain itu, beberapa wilayah lainnya di NTT juga mengalami hal serupa. Banjir bandang yang dipicu intensitas hujan tinggi menerjang antara lain, Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur.

Berikutnya, Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado, serta Desa Waiwadan dan Duwanur di Kecamatan Adonara Barat. Data terakhir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut setidaknya 41 orang tewas dalam bencana tersebut.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!