Grab dan Gojek Dikabarkan Merger, Konsumen Khawatirkan Ini

oleh

[ad_1]

Jakarta, IDN Times – Grab dan Gojek dikabarkan akan melakukan aksi merger, isu ini pun akhirnya menjadi sorotan di tengah masyarakat. Kepada IDN Times, mayoritas para pengguna transportasi online tersebut mengaku tidak setuju jika benar keduanya akan melakukan merger.

Lantas seperti apa tanggapan masyarakat terkait isu yang tengah beredar ini?

1. Dikhawatirkan memicu terjadinya monopoli

Grab dan Gojek Dikabarkan Merger, Konsumen Khawatirkan Ini

M.Fajri (26 tahun), seorang konsumer mengaku keberatan jika Grab dan Gojek benar digabungkan. Dia khawatir rencana tersebut akan memicu terjadinya monopoli.

“Tidak setuju, karena akan terjadi monopoli yang bisa merugikan konsumen,” katanya kepada IDN Times, Senin (28/12/2020).

Wajar saja jika dirinya khawatir, lantaran sehari-hari Fajri mengandalkan jasa transportasi online tersebut untuk membantunya berangkat mencari sesuap nasi di Ibu Kota. Maklum Fajri merupakan perantau dari Kota Padang Sumatera Barat.

Tak hanya menggunakan jasa transportasi sebagai antar jemput, dia juga mengatakan bahwa dirinya sering menggunakan berbagai macam layanan melalui fitur yang ditawarkan aplikasi Grab dan Gojek.

“Sering banget di pakai dari layanan transportasi, pesan makan, antar barang, hingga pembayaran tagihan seperti kartu pascabayar dan BPJS kesehatan untuk orang tua.

Dia menyebut, dengan adanya lebih dari satu penyelenggara Ride Hailing, bisa membuat persaingan yang menumbuhkan berbagai macam inovasi.

2. Dikhawatirkan layanan akan semakin sedikit

Grab dan Gojek Dikabarkan Merger, Konsumen Khawatirkan Ini

Senada dengan Fajri, Anisa (25 tahun), juga tidak setuju apabila Grab dan Gojek benar dimerger. Selain berpotensi terjadinya monopoli, dia khawatir akan semakin sedikit layanan yang ditawarkan oleh aplikasi tersebut pasca digabung.

“Buat pelanggan kaya gua, jadi enggak ada pilihan, semisal kalau abis merger apps mereka disatukan,” ujarnya.

3. Ini harapan para konsumen

Grab dan Gojek Dikabarkan Merger, Konsumen Khawatirkan Ini

Anisa berharap, Gojek dan Grab tak akan bergabung, sehingga layanan yang ditawarkan bervariasi.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Fajri. Dia tidak berharap keduanya akan merger. Jika pun benar mereka merger, dia meminta agar Grab dan Gojek dicatatkan di bursa saham atau melakukan aksi IPO.

“Karena pasar terbesar mereka juga Indonesia. Sudah seharusnya mereka juga berpartisipasi dan mendorong pasar saham kita,” ujar dia.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.