Hari Ini Pemkot Surabaya Putuskan Jumlah Sekolah PTM Terbatas

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Penentuan sekolah yang bisa menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas diputuskan hari ini. Lembaga pendidikan yang dipilih dipastikan telah memenuhi seluruh persyaratan. Langkah itu dilakukan agar pembukaan sekolah tidak memicu pertambahan kasus terkonfirmasi virus korona.

Kamis (2/9) pemkot menggelar rapat koordinasi persiapan PTM terbatas. Pertemuan virtual itu diikuti seluruh OPD. Mulai kepala dinas hingga lurah. Hasilnya, ada sejumlah poin yang disepakati.

Kepala Dispendik Supomo menjelaskan bahwa dalam rapat tersebut, gambaran besar pelaksanaan PTM terbatas dibahas tuntas.

Pertama, melihat sekolah yang bisa membuka pembelajaran di dalam kelas. Dari data sementara, terhitung baru 63 SMP yang mendapatkan lampu hijau menghelat PTM terbatas. Sebab, sekolah tersebut telah memenuhi persyaratan. Di antaranya, melengkapi sarana dan prasarana (sarpras), seluruh tenaga pendidik telah divaksin, serta mengatur ruang kelas agar terpenuhi prinsip jaga jarak.

Menurut Supomo, jumlah sekolah yang mendapatkan izin menggelar PTM terbatas bisa bertambah. Sebab, saat ini satgas terus melakukan asesmen di lapangan. Mereka memelototi kesiapan satuan pendidikan. ’’Batas akhir asesmen hingga muncul rekomendasi besok (hari ini),’’ ucapnya.

Poin selanjutnya, memetakan guru yang belum mendapatkan vaksinasi. Rapat tersebut memutuskan, tenaga pendidikan yang hendak mengajar harus divaksin terlebih dahulu. ”Kami sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan (dinkes),’’ tutur mantan kepala dinas sosial (dinsos) itu.

Topik lain yang dibahas adalah kantin sekolah. Sesuai surat keputusan bersama (SKB) empat menteri, sekolah yang melaksanakan pembelajaran di kelas dilarang membuka kantin. Pemkot meminta satpol PP turun untuk mengawasi tempat makan tersebut.

Sekolah yang pernah digunakan sebagai rumah sehat juga menjadi perhatian. Sebelum menggelar PTM terbatas, seluruh ruangan harus disterilkan terlebih dahulu. Satu per satu kelas disemprot disinfektan.

Dalam pertemuan itu, pemkot juga menetapkan parameter prokes yang harus dipenuhi sekolah. Aturan tersebut mengatur detail kegiatan di ruang kelas, di luar kelas, serta kondisi individu yang mengikuti PTM terbatas.

Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Irvan Widyanto menjelaskan, di dalam kelas bangku siswa diatur. Minimal jaraknya 1,5 meter untuk melindungi pelajar dari percikan droplet.

Kapasitas siswa di dalam kelas juga dibatasi. Maksimal 18 murid. Selain itu, memastikan ruangan memiliki ventilasi udara minimal 10 persen. ’’Boleh menggunakan AC jika sirkulasi udara lebih dari 10 persen. Kebersihan ruangan harus diperhatikan,’’ paparnya.

Di luar kelas, pihak sekolah harus memasang wastafel. Mengatur akses keluar masuk. Tujuannya, antarsiswa tidak saling bersinggungan.

Pada aturan kondisi individu, sekolah wajib memantau kesehatan guru dan siswa. Peserta PTM terbatas dipastikan sehat. ’’Tidak menjadi kontak erat pasien terkonfirmasi,’’ jelasnya.

Satgas juga memetakan tempat-tempat yang berpotensi memicu kerumunan. Contohnya, perpustakaan serta tempat ibadah. Irvan meminta dua tempat tersebut ditutup sementara.

Pada PTM terbatas, sekolah hanya menggelar pembelajaran. Kegiatan lain yang menimbulkan kerumunan dilarang. ’’Sekolah diminta tidak menggelar ekstrakurikuler. Orang tua yang menjemput tidak diperkenankan masuk ke area sekolah,’’ ucapnya.

Sementara itu, sejumlah sekolah terus menyiapkan PTM terbatas. Selain melengkapi sarpras, satuan pendidikan diminta membentuk satgas mandiri. Anggotanya guru, wali murid, serta siswa. Hari ini satgas itu dikukuhkan. Kepala SMPN 1 Surabaya Akhmad Suharto mengatakan, pihaknya telah membentuk satgas mandiri. Lebih dari 10 siswa dilibatkan. ’’Murid sudah dibekali materi terkait pencegahan korona,’’ ucapnya.

Senin depan SMPN 1 menggelar PTM terbatas. Sebanyak enam kelas dibuka. Satu kelas diisi 18 siswa. Total 108 murid yang mengikuti kegiatan itu.

Satgas mandiri juga telah terbentuk di SMP Negeri 15 Surabaya. Kepala SMPN 15 Sahibur Rahman mengatakan, di kalangan siswa, satgas Covid-19 dikomandoi ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

IDAI Jatim Minta Ada Tim Mitigasi

Kasus Covid-19 anak masih tinggi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat, per 30 Agustus 2021 anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Timur mencapai 4.624 kasus. Rata-rata per minggu bertambah 67 kasus.

Ketua IDAI Jatim dr Sjamsul Arief MARS SpA (K) mengatakan, kasus anak terkonfirmasi positif Covid-19 memang tinggi sepanjang masa pandemi. Bahkan, data terbaru yang dimiliki IDAI per akhir Agustus, kasus anak suspek Covid-19 di Jatim mencapai 5.615 kasus. Dalam seminggu, setidaknya ada tambahan 90 kasus.

’’Yang meninggal tadinya 38 kasus. Minggu lalu ditambah satu kasus anak meninggal akibat Covid-19 dari Sidoarjo. Jadi, total kasus meninggal 39 anak,” katanya kepada Jawa Pos via Zoom kemarin (2/9).

Arief menuturkan, rata-rata anak yang meninggal karena Covid-19 memiliki penyakit bawaan. Misalnya, pneumonia, down syndrome, dan kanker. Data tersebut selalu di-update IDAI ketika rapat koordinasi seluruh wilayah di Indonesia. ’’Data ini harus menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan. Khususnya berkaitan dengan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di kalangan anak,” ujarnya.

Arief mengatakan bahwa virus SARS-CoV-2 varian Delta berbeda dengan varian Alpha di Wuhan. Dulu satu orang bisa menulari 1–3 orang. Kini satu orang dapat menulari 6–8 orang. ’’Jadi, virus ini sangat infeksius,” imbuh dia.

Saat ini Indonesia baru saja menjalani program pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selama sebulan. Hasilnya memang baik. Namun, jika PTM dibuka, yang dikhawatirkan adalah terjadinya gelombang baru lagi.

’’Kasus ini kan sifatnya pasang surut. Pakar epidemiologi juga memiliki pandangan seperti itu,” katanya.

Arief menyebutkan, grafik di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUD dr Soetomo saat ini juga menurun sekali sejak 1 Agustus. Puncak kasus terjadi 10 Juli. Namun, dilihat secara statistik, kasus di Jatim terbanyak dibandingkan daerah lain.

’’Kota Surabaya terbanyak di Jatim. Ini mesti diwaspadai,” ujarnya.

Menurut Arief, syarat pelaksanaan PTM terbatas dari pemkot masih kurang. Seharusnya terdapat tim mitigasi yang mencermati ketika ada anak didik absen 1–2 hari. Tim tersebut harus men-tracing hingga ke rumah anak didik itu. Jika perlu, melakukan testing.

SURABAYA SIAP-SIAP PTM TERBATAS

– Sebanyak 63 SMP diberi kesempatan menggelar PTM terbatas.

– Batas asesmen sekolah hari ini.

– Guru yang belum mendapatkan vaksinasi segera divaksin.

– Kantin sekolah, perpustakaan, serta tempat ibadah tutup sementara.

– Kegiatan ekstrakurikuler serta istirahat di luar kelas tidak diperbolehkan.

– Guru dan siswa yang masuk kelas dipastikan sehat serta tidak menjadi kontak erat.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.