[ad_1]
JawaPos.com–Program rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) Kementerian Pertanian (Kementan) mulai menuai apresiasi petani.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, program RJIT diharapkan berdampak pada peningkatan luas areal tanam. Sebab, kebutuhan air untuk lahan pertanian hingga panen tercukupi.
”Kementerian Pertanian melalui program RJIT telah menyelesaikan 131.861 hektare pada 2020 dan pada 2021 dialokasikan sebanyak 4.380 unit melalui dana tugas pembantuan di daerah,” ujar Syahrul.
Kepala Desa Kedawong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Anton Kaharuddin, mengatakan. program itu sangat membantu petani. Pembangunan yang menjadi bagian RJIT itu, mampu meningkatkan produktivitas dan memperluas area tanam.
”Saat ini luas lahan irigasi di desa kami mencapai 63 hektare. Sehingga saat persediaan air tidak mencukupi, adanya irigasi ini bisa membantu mengairi lahan pertanian. Sehingga tanaman bisa tumbuh normal dan baik, apalagi saat musim kemarau,” aku Anton pada Sabtu (21/8).
Selain itu, lanjut Anton, program RJIT juga berdampak positif terhadap masa tanam dua sampai tiga kali, dari sebelumnya hanya satu satu kali. Sehingga pada masa jeda, petani bisa menanam tanaman lain, seperti palawija.
”Ada juga penambahan tanaman seperti jagung menjadi 5 ton dari sebelumnya hanya sekitar 2 ton. Ada juga peningkatan produktivitas pertanian musim tanam kedua. Misalnya adanya penambahan kedelai 3 ton dari sebelumnya 1 ton,” terang Anton.
Anton berharap agar program irigasi dari pemerintah tersebut bisa terus ditingkatkan dan dipertahankan. Mengingat manfaatnya sangat dirasakan masyarakat, utamanya bagi para petani.
”Harapannya program ini dilanjutkan, bahkan kalau bisa ada pembaruan jaringan rehabilitasinya dan ada proyek perbaikan lebih banyak lagi,” tutur Anton.
Di tempat terpisah, Murtazam, perwakilan Poktan Mawar, di Dusun Grejek, Desa Grejek, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik, Jatim, ikut merasakan dampak dari program RJIT. Ada perbedaan dengan adanya program RJIT dibandingkan dengan sebelum program diberikan sangat kesulitan.
”Sebelum program RJIT musim padi panen sekali setahun, sesudah musim tanam dua kali setahun,” kata Murtazam.
Apalagi, lanjut Murtazam, saat ini produktivitas tanaman meningkat signifikan dibandingkan sebelum adanya program RJIT. ”Sangat meningkat, dari empat ton hingga mencapai enam ton, jadi satu kali tanam menjadi dua kali tanam padi per tahun dan luas untuk irigasi 150 meter dapat mengairi 25 hektare sawah,” papar Murtazam.
Murtazam dan para petani sangat berterima kasih kepada pemerintah khususnya Kementerian Pertanian. Program RJIT itu menjawab kebutuhan petani.
”Dengan adanya bantuan RJIT pertanian dari pemerintah, tanam padi bisa dua kali, karena itu sangat dibutuhkan sekali bantuan program RJIT ini untuk pertanian,” ucap Murtazam.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!