Iman dan Imun, Cara Kota Depok Cegah Penyebaran COVID-19

oleh

[ad_1]

Depok, IDN Times – Pemerintah Kota Depok terus memerangi penyebaran COVID-19, guna menekan dan mengubah zona yang saat ini memasuki zona merah atau daerah risiko tinggi penularan virus corona. 

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, penyebaran COVID-19 di Kota Depok dinilai meresahkan. Untuk itu, dia akan membuat program untuk mencegah penyebaran COVID-19 di kotanya.

“Kita akan membuat sebuah gerakan yang bukan hanya tiga M dan tiga T, saya menamakannya dua i,” ujar Idris, Depok, Senin (21/12).

1. Program “dua i” untuk mencegah virus corona

Iman dan Imun, Cara Kota Depok Cegah Penyebaran COVID-19

Idris menjelaskan, program “dua i” memiliki arti iman dan imun. Menurutnya, bencana yang terjadi saat ini yakni COVID-19 tidak terlepas dari kekuasaan Tuhan. Menurutnya, ikhtiar manusia terhadap bencana tidak terlepas kepada Tuhan dan akan dikembangkan kepada masyarakat. 

“Maka kedekatan kita kepada Tuhan harus dilakukan spiritualisasi,” ucap dia.

Idris menuturkan, pada i pertama memiliki arti iman. Iman merupakan kedekatan manusia kepada Tuhan. Bencana COVID-19 dapat menjadikan kedekatan manusia kepada Tuhan untuk meningkatkan keimanan.

2. Arti “i” kedua adalah imun

Iman dan Imun, Cara Kota Depok Cegah Penyebaran COVID-19

Idris menuturkan, pada arti “i” kedua yakni imun. Menurutnya pencegahan penyebaran COVID-19 tidak hanya menerapkan tiga M atau tiga T. Peningkatan imun penting dimiliki masyarakat untuk pencegahan virus ini. 

“I kedua yaitu imun jadi kesadaran masyarakat sangat kita perlukan,” terang dia.

3. Perayaan Natal secara daraing

Iman dan Imun, Cara Kota Depok Cegah Penyebaran COVID-19

Idris mengatakan, telah mengeluarkan surat edaran terkait perayaan Natal dan Tahun Baru di Kota Depok. Setelah melakukan kolaborasi dengan Muspika Kota Depok dan berdiskusi dengan pendeta, perayaan Natal dilakukan secara virtual.

“Perayaan Natal dan Tahun Baru dilakukan secara virtual tidak ada kerumunan kalaupun ada administrasi,” kata dia. 

Idris mengungkapkan, panitia kebaktian pada Natal hanya diisi 20 orang di gereja dan yang lainnya melakukan secara daring. Selain itu, perayaan Tahun Baru tidak ada kerumunan atau kegiatan apapun yang mengundang kerumunan masyarakat. 

“Iya tidak ada perayaan tahun baru yang bersifat berkerumun,” tutup Idris.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.