[ad_1]
JawaPos.com – IOC telah bekerja sama dengan Pfizer untuk penyediaan vaksin bagi kontingen Olimpiade Tokyo 2020.
Ketua NOC (Komite Olimpiade) Indonesia Raja Sapta Oktohari mengatakan, jatah dari IOC itu sebenarnya diperuntukkan negara yang sulit mendapat vaksin. Untuk atlet Indonesia, sebagian besar sudah menerima dua dosis vaksin Sinovac.
’’Kami nggak mau karena (atlet) Indonesia kan tidak kesulitan. Kalau ada negara lain yang perlu, ya negara lain dulu,’’ kata pria yang akrab disapa Okto itu.
Sekjen NOC Indonesia Ferry Kono menjelaskan, pihaknya sedang mengupayakan agar vaksin yang digunakan di Indonesia diterima di Jepang. Saat ini produsen vaksin yang mendapat izin di Jepang hanya Pfizer.
’’Memang, IOC juga menawarkan untuk memfasilitasi Pfizer dan kami sudah koordinasi dengan BPOM. Namun, keputusan sebenarnya tetap di Kemenkes,’’ ujarnya kepada Jawa Pos.
Ferry menambahkan, jika vaksin hanya untuk atlet yang lolos, pihaknya lebih memilih agar vaksin yang digunakan di Indonesia juga diakui. Sebab, teknis mendatangkan vaksin tidak mudah. Apalagi jika yang divaksin hanya berkisar 20–30 atlet.
’’Jadi, kami akan minta IOC memperjelas situasi ini. Menurut kami, kalau disuntik lagi dengan vaksin yang diakui WHO, teknisnya tidak mudah, suhu tertentu, dan ada penanganan khusus,’’ tutur Ferry.
Dia juga akan memperjelas ketentuan medis soal vaksin. Misalnya, apakah bisa menerima dua jenis vaksin. ’’Apa nanti ada efeknya atau lebih baik kami pakai vaksin Indonesia yang diakui WHO saja,’’ imbuhnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!