[ad_1]
JawaPos.com – Pelaku industri manufaktur Jatim tidak bisa berharap adanya pertumbuhan kinerja pada semester II tahun ini. Hal tersebut disebabkan melonjaknya kasus Covid-19 dan pembatasan kegiatan masyarakat yang ekstrem.
Ketua Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jatim Eddy Widjanarko mengatakan, banyak pelaku industri manufaktur yang mengandalkan pasar domestik cemas. Hal tersebut disebabkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
“Produsen sepatu seperti saya berharap banyak kegiatan sekolah bisa kembali dalam waktu dekat,” katanya kepada Jawa Pos Minggu (4/7).
Jika tak segera diatasi, Eddy memperkirakan kinerja tahunan industri manufaktur di Jatim bisa stagnan. Bahkan, beberapa sektor bisa mengalami penurunan.
Padahal, industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar pada ekonomi Jawa Timur (Jatim). Tahun lalu sektor tersebut menyumbang 31 persen dari total PDRB Jatim.
Direktur PT Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI) Kosasih Koenawan menambahkan, dampak lain atas tingginya kasus Covid-19 adalah proyek pemerintah bakal tertunda. Dana proyek infrastruktur dan jaringan air bersih bakal dialihkan ke program penanganan pandemi.
Padahal, produsen pipa tersebut mengharapkan proyek-proyek yang tertunda itu kembali berjalan pada semester II tahun ini. “Lini bisnis pipa, fitting, dan profil kami turun menjadi Rp 149 miliar tahun lalu karena banyak proyek APBN yang tertunda,” ucapnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!