[ad_1]
Lebar lahan 6 meter dengan panjang 40 meter. Posisinya ”terjepit” dan punya dua muka. Pemilik ingin menjadikannya dua fungsi, rumah tinggal sekaligus kantor. Samahita Studio menjawab tantangan itu.
—
YANG menjadi concern utama, bagaimana agar udara dan cahaya tetap mengalir dengan baik pada bangunan dengan lahan memanjang tersebut. Ide awal pemilik, rumah tinggal menghadap ke sisi A, kantor menghadap ke sisi baliknya. Bagian tengahnya dipotong, ”Tapi akan kurang nyaman buat pemilik rumah karena seolah-olah harus lewat pintu belakang,” ujar Nico Lauw, principal architect Samahita Studio.
Berangkat dari profil owner yang merupakan kolektor mobil, Nico mengajukan konsep, lantai dasar full untuk garasi. Lalu naik tangga menuju kantor. Dan ada pintu menuju rumah tinggal. Bagian tengah atap dilubangi sehingga punya skylight dan inner court. Dengan begitu, cahaya dan udara leluasa menerobos ke seluruh ruangan.
Selain untuk kantor, lantai 2 juga memuat livingroom dan diningroom. Lantas, kamar-kamar berada di lantai 3 yang hanya bisa diakses melalui tangga dari area rumah tinggal. Dengan begitu, privasi dan kenyamanan pemilik terjaga.
Bicara mengenai fasad, Nico mengungkapkan, desainnya tumbuh mengikuti ruangan-ruangan di dalamnya serta disesuaikan dengan kebutuhan cahaya. Mengambil dari blok-blok massa dengan sentuhan industrial style.
Nico mencontohkan, blok massa besar pada lantai 3 merupakan area kamar anak. Selain untuk memberikan privasi, juga menahan sinar matahari. ”Sedangkan untuk area kantor di lantai 2, butuh cahaya semaksimal mungkin. Jadi, lebih diekspos dengan penggunaan kaca,” bebernya.
Masuk ke interior dan pemilihan material, vibe industrial-modern terasa. Misalnya railing tangga yang menggunakan perforated stainless. Pemilihan nuansa warna relatif monokrom, ada abu-abu, hitam, putih, dan kayu.
”Prinsipnya, peran bangunan harus menjadi background. Seiring waktu, akan ketambahan warna dari personal touch penghuni,” paparnya. Warna abu-abu pada mayoritas dinding lebih match dengan warna hitamnya besi dibandingkan jika memakai dinding putih.
Elemen kayu juga cukup dominan di Rumah Pasir Salam. Menggunakan parket solid white oak untuk lantai kamar hingga kayu ulin untuk lantai di area inner court. Hal itu ditunjang pencahayaan warm lighting untuk ”menghidupkan” warna kayu.
Yang juga unik, terdapat area hobi pada attic atau mezzanine lantai 4 (detail pada highlight). Kebutuhan ruang dan kegemaran owner terpenuhi secara fungsi maupun dari sisi artistik.
—
HIGHLIGHT
RUANG HOBI DI ATTIC
- Luasnya 6 x 12 meter persegi. Lantai dan ceiling menggunakan white oak.
- Untuk mengakomodasi owner yang adventurous, terdapat spot jaring-jaring seperti hammock net.
- Jaring-jaring itu menggunakan material tali untuk rock climbing untuk penggunaan profesional yang tiap helainya punya daya dukung hingga 200 kilogram. ”Ketika sudah dianyam dengan sistem jala, daya dukungnya berkali-kali lipat,” terang Nico.
—
RUMAH PASIR SALAM
- Principal architect: Nico Lauw (Samahita Studio)
- Luas tanah: 240 meter persegi
- Luas bangunan: 536 meter persegi
- Lokasi: Pasir Salam, Bandung
- Lama pembangunan: 1 tahun
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!