Jadikan Makanan Khas Surabaya sebagai Sajian Resmi Pemkot

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Duet Eri Cahyadi-Armudji berkomitmen untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan janji mereka saat kampanye. Salah satunya dengan memberdayakan kembali produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Termasuk produk makanan yang disajikan di berbagai sentra wisata kuliner (SWK).

Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Surabaya Armudji saat berkunjung ke SWK RMI, Jalan Ngagel Jaya Selatan, Gubeng, Kamis (4/3). ’’Ini bisa bantu memulihkan ekonomi rakyat,’’ kata Armudji kepada wartawan.

Itu adalah kunjungan spesial Armudji ke SWK yang berdampingan dengan Kebun Bibit Bratang tersebut. Armudji yang tiba pukul 11.30 menyempatkan diri bersantap siang di salah satu stan. Menunya berupa nasi putih dengan lauk penyetan belut dan wader.

Plus es teh manis. Sambil berbaur dengan pengunjung lain, mantan ketua DPRD Surabaya itu terlihat sangat lahap. ’’Menggerakkan ekonomi rakyat adalah motivasi kami,’’ ujar Armudji.

Dia mengatakan bahwa pandemi Covid-19 sangat berpengaruh pada penurunan omzet para pedagang di SWK. Tingkat penurunan sampai 50 persen. Banyak pemilik usaha yang awalnya mempekerjakan beberapa karyawan kini terpaksa memberhentikan mereka. ’’Tadi kita dengar selama pandemi ini mereka (para pedagang, Red) memberhentikan banyak karyawan,’’ ujarnya.

Karena itu, Pemkot Surabaya berinisiatif untuk menggandeng para pedagang di SWK. Salah satu caranya, memesan makanan dan minuman milik pedagang SWK untuk konsumsi ketika ada acara-acara pemerintahan di pemkot. Selain memesan langsung, pihaknya akan aktif membantu mempromosikan produk-produk kuliner SWK. ’’Tadi sudah saya sampaikan. Kalau ada acara di rumah dinas atau acara pemerintahan, paling tidak bisa mengambil makanan di sini (SWK, Red),’’ imbuh pejabat yang akrab disapa Cak Ji itu.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, pihaknya juga sudah menginventarisasi produk makanan maupun minuman yang diproduksi pedagang di SWK. Misalnya, aneka penyetan. Ada penyetan belut, wader, lele, dan sebagainya. Untuk minumannya, ada es kacang ijo, sinom, dan lain-lain. Selain itu, terdapat penganan khas Surabaya lainnya. Di antaranya, lontong balap, semanggi, rujak cingur, dan lontong kupang.

’’Kita akan berkolaborasi dengan para penjual makanan khas Surabaya,’’ imbuhnya.

Meski demikian, Armudji mengatakan tidak bermaksud menghilangkan produk restoran. Paling tidak, sambung dia, ada pergantian menu antara produk UMKM dan restoran. ’’Kita akan bergantian supaya mereka juga mendapat perhatian dari pemkot,’’ papar politikus PDI Perjuangan itu.

Tidak lupa, dia berpesan kepada para pedagang di SWK agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Misalnya, mengatur meja makan dengan menjaga jarak dan tetap menyiapkan tempat mencuci tangan. ’’Prinsip higienis harus menjadi perhatian utama,’’ katanya.

Baca Juga: Pakar Statistika ITS, Kresnayana Yahya Meninggal Dunia

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Surabaya Widodo Suryantoro ikut mendampingi Armudji. Widodo menyampaikan, saat ini pemkot sudah memiliki 49 SWK yang tersebar se-Surabaya. Sebanyak 45 SWK sudah aktif beroperasi setiap hari. Hanya empat titik yang belum beroperasi. Yakni, SWK Keputih, SWK depan Gelora Bung Tomo, SWK Gunung Anyar, dan SWK Padmosusastro. ’’Belum dibuka karena masih baru berdiri. Kita berharap bisa aktif secepatnya,’’ papar Widodo.

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.