Jaga Ketahanan Pangan, Sekolah Ini Panen Padi dan Lele di Roof Garden

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Padi hidroganik menjadi salah satu solusi ketahanan pangan di kota besar. Salah satu pihak yang menanam padi hidroganik adalah SMPN 4 Surabaya. Sekolah yang terkenal dengan kegiatan dan prestasi lingkungannya itu menanam padi hidroganik sejak awal 2021. Pada Juni, mereka sudah melakukan satu kali panen padi dengan hasil 10 kg gabah.

Kepala SMPN 4 Surabaya Kelik Sachroen menjelaskan, penanaman padi hidroganik dilakukan di taman yang berada di atap sekolah. Berbeda dengan penanaman padi sebelumnya, SMPN 4 Surabaya menanam padi di media air (hidroponik).

”Kami menanam padi di kolam lele. Dapat padinya saat panen dan juga lele untuk diolah jadi berbagai bahan makanan,” jelas Kelik pada Sabtu (19/6).

Penanaman itu membutuhkan waktu sekitar 2–4 bulan. Secara teori, lanjut Kelik, seharusnya dapat memanen 25 kg. Ternyata banyak yang busung. ”Kami menanam di lahan 2×10. Itu harusnya 25kg. Juni panen sekitar 10 kg. Masih jauh dari target,” terang Kelik.

Sementara itu, Masroro Suhartini, pembina program lingkungan mengatakan, pada panen kedua, pihaknya melakukan panen dari penanaman yang dilakukan di kebun atap atau roof garden seluas 5×20 meter. ”Kami menanam 357 rumpun padi. Satu  rumpun dapat 1–2 ons. Hamanya yang terutama adalah burung. Kedua jamur. Kalau kena jamur, padinya jadi kotor. Panen sebelumnya jadi gitu,” tutur Masroro.

Panen pertama dilakukan di pada Januari. Masroro menambahkan, tahap penanaman dimulai dari meletakkan biji dalam gelas. Setelah itu, dalam waktu seminggu, biji mulai tumbuh.

”Tidak hanya padi. Lele yang dibiakkan di kolam juga dipanen. Kami memanen 100 kilogram. Kami jual ke warga sekitar,” terang Masroro.

Dengan penanaman itu, dia berharap siswa bisa belajar dan mempraktikkan di rumah. Salah satu yang berniat mempraktikkan adalah Kayla Estriani Santoso dari kelas 7B. Kayla yang menjadi putri lingkungan sekolah itu mengaku baru kali pertama menanam dan memanen padi.

”Seru banget dan bisa tahu cara mengolah padi. Pas merontokkan padi. Sulit bikinnya. Nggak mau menyia-nyiakan padi. Ambil secukupnya. Ini jadi cara menghargai makanan,” ujar Kayla.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.