[ad_1]
JawaPos.com – Harga kebutuhan bahan pokok (bapok) mulai terkerek menjelang Ramadan. Dinas Perdagangan (Disdag) Surabaya pun sudah menyiapkan beberapa program untuk menstabilkannya. Di antaranya, meningkatkan intensitas operasi pasar.
Berdasar pantauan harga bapok di Pasar Pucang Anom menjelang Ramadan, harga daging ayam dan telur naik. Daging ayam berada di level Rp 37.500 per kilogram. Sementara itu, harga acuan penjualan di konsumen (HAPK) Rp 35.000. Telur dibanderol Rp 23.000 per kilogram. Sementara itu, HAPK-nya Rp 22.500.
Muryanto, salah seorang pedagang Pasar Pucang Anom, menyebutkan bahwa biasanya menjelang bulan puasa kenaikan terjadi pada beberapa jenis komoditas. Mulai telur, ayam, hingga bumbu dapur. ”Tapi, sepertinya tahun ini landai-landai saja,” katanya.
Menurut dia, hal tersebut dipicu pola konsumsi masyarakat yang tidak banyak berubah. Masa pandemi membuat orang-orang tidak terlalu bergairah untuk berbelanja. Mereka membeli kebutuhan yang sama seperti hari-hari biasa. ”Paling puasa pertama yang banyak persiapan. Berikutnya juga pasti normal lagi,” katanya.
Muryanto menambahkan, pihaknya pun tidak berani berharap banyak. Stok bapok yang disediakan hanya ditambah sekitar 20 persen dari biasanya.
Kepala Disdag Surabaya Wiwiek Widyawati menyatakan, kontrol harga dan pemantauan akan tetap dilakukan. Terutama terhadap komoditas yang dianggap rentan dan rawan terhadap fluktuasi harga. Pengawasan tidak hanya melibatkan unsur Pemkot Surabaya.
”Ada satgas pangan dari kepolisian. Hal itu menjadi upaya untuk menjamin warga bisa mendapat bapok dengan harga standar saat melaksanakan ibadah,” ujarnya.
Selain itu, operasi pasar tetap dilaksanakan. Bahkan, intensitasnya bakal ditambah dengan menyesuaikan kebutuhan di setiap wilayah. Menurut Wiwiek, operasi pasar membantu masyarakat untuk mendapat bapok dengan harga yang lebih murah dari pasar.
Kegiatan itu bertujuan menjamin daya beli masyarakat tetap aman. ”Untuk pelaksanaannya, kami tambah terus titiknya. Bisa jadi, dalam sehari sampai enam titik dalam satu kecamatan. Jumlah itu bergantung dari kebutuhan tiap wilayah,” katanya.
Selain itu, UMKM di bidang makanan dan minuman juga dilibatkan. Mereka bisa sekaligus menjual produknya saat ada operasi pasar. Hal itu menjadi upaya untuk membangkitkan usaha bagi UMKM juga.
Baca Juga: Beli Sarung Rp 22 M Pakai Bilyet Giro Kosong, Bapak-Anak Jalani Sidang
”Toko kelontong binaan kami juga diberdayakan. Melalui mereka, pasokan bapok dengan harga murah bisa didapat. Mereka memiliki peran untuk melakukan kontrol harga di masyarakat,” ujarnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!