[ad_1]
JawaPos.com – Pada 10 Agustus besok, umat Islam akan merayakan tahun baru 1 Muharram 1443 H. Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid mengajak umat Islam untuk mengambil hikmah dari peristiwa monumental perpindahan Rasulullah dari Makkah ke Madinah.
“Hikmah dan nilai-nilai hijrah mendorong dan menginspirasi kita semua agar membina ketangguhan umat dan bangsa. Nilai ketangguhan ini sangat relevan dalam menghadapi pandemi,” kata dia, Senin (9/8).
Di tengah pandemi, ketangguhan sangat diperlukan, baik dari aspek mental spiritual, kesehatan, sosial, ekonomi, bahkan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di mana hijrah adalah tonggak sejarah yang memiliki nilai istimewa dalam perjuangan dakwah Rasulullah, sekaligus menjadi tolok ukur kebangkitan umat.
Peristiwa hijrah 14 abad silam telah membuka lembaran baru sejarah umat Islam sebagai pengemban peradaban kemanusiaan terbesar. Hijrah dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya menjadi momentum emas dalam mengokohkan misi Islam sebagai rahmatan lil alamin dan membangun kehidupan bangsa seutuhnya.
“Sejarah memberi pelajaran yang amat berharga kepada umat Islam tentang makna hijrah untuk kehidupan yang lebih baik,” tutur Wamenag.
Ia juga menegaskan bahwa hijrah bukan sekadar legenda sejarah. Hijrah memiliki makna strategis bagi kesinambungan perjuangan umat, mengajarkan spirit dan dinamika kehidupan yang bergerak sepanjang zaman.
Dalam peristiwa hijrah, terangkum strategi dan keteladanan untuk membangun komunitas, bangsa, negara dan umat yang berkeadaban. “Mari aktualisasikan hikmah dan nilai-nilai yang terkandung dalam Hijrah. Mari terus melakukan kolaborasi kebaikan untuk membangun akhlak, kesejahteraan dan peradaban kemanusiaan yang lebih baik dan lebih maju sesuai yang dicita-citakan dalam Islam,” paparnya.
Wamenag menambahkan, tahun baru Hijriyah kali ini berdekatan dengan peringatan 76 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini diharapkan menambah nuansa spiritual hari ulang tahun Republik Indonesia. Kemerdekaan itu, kata dia diraih atas berkat rahmat Allah SWT dan perjuangan para syuhada pejuang bangsa.
“Senapas dengan itu, segala upaya dalam mengisi kemerdekaan dan menjaga keberlangsungan kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pencasila dan UUD 1945 tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai kaagamaan, baik dulu, sekarang dan selamanya,” jelasnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!