[ad_1]
JawaPos.com – Nasib 53 Anak Buah Kapal (ABK) KRI Nanggala-402 masih belum jelas. Pasokan oksigen di dalam kapal hanya bisa bertahan untuk 3 hari jika kapal memgalami blackout saat tenggelam.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, pasokan oksigen di dalam KRI Nanggala-402 sebetulnya bisa bertahan lebih dari 3 hari apabila kondisi kapal tidak mengalami blackout.
“72 jam ketika kapal black out. Tapi kalau nggak black out, kalau ada listrik (oksigen) bisa sampai 5 hari,” kata Yudo di Lanud Ngurah Rai, Bali, Sabtu (24/4).
Diketahui, saat ini tim pencari belum bisa memastikan kondisi kapal mengalami blackout atau tidak. Saat kontak terakhir terjadi sebelum tenggelam, kapal masih menunjukan listrik nyala.
“Pas masuk air lampunya masih nyala. Namun demikian kalau saat menyelam itu blackout kemampuan hanya 72 jam. Tapi kalau listrik hidup bisa tahan 5 hari,” jelas Yudo.
Sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan dekat Bali pada Rabu (21/4) sekitar pukul 03.00 WIB. KRI Nanggala-402 diketahui satu dari lima kapal selam yang dimiliki angkatan bersenjata Indonesia.
Baca Juga: Reformasi ASN, Naik Pangkat Tiap Dua Tahun dan Usia Pensiun Ditambah
Baca Juga: Sudah Disetujui 30 Negara, Sinovac Produksi 2 Miliar Vaksin Covid-19
TNI AL memastikan jika KRI Nanggala-402 dalam keadaan layak menyelam. Kapal membawa 53 orang. Terdiri dari 49 ABK, 1 Komandan Satuan, dan 3 personel Arsenal.
KRI Nanggala-402 ini awalnya hendak mengikuti latihan penembakan di laut Bali, pada Kamis (22/4) besok. Insiden hilang kontak ini diduga terjadi saat KRI Nanggala sedang melakukan gladi resik.
Sebagai informasi, KRI Nanggala-402 merupakan salah satu kapal selam dari lima kapal selam yang dimiliki Indonesia. Kapal ini diproduksi perushaan Jerman pada 1979. Dan dibeli oleh Indonesia pada 1981.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!