[ad_1]
JawaPos.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan dukacita dan simpati kepada para korban dan keluarga korban atas tindak kekerasan yang terjadi di Myanmar. Presiden juga mendesak agar penggunaan tindak kekerasan di Myanmar untuk segera dihentikan.
“Atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan dukacita dan simpati yang mendalam kepada korban dan keluarga korban akibat penggunaan kekerasan di Myanmar. Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan, sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan,” ujar Jokowi dalam video di YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/3).
Kepala negara menegaskan bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama bagi penyelesaian dan penanganan situasi di Myanmar.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga mengatakan bahwa Indonesia mendesak pihak-pihak terkait agar dialog dan rekonsiliasi dapat segera dilakukan untuk memulihkan demokrasi, perdamaian, serta stabilitas di Myanmar.
“Saya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN untuk segera dimungkinkannya penyelenggaraan pertemuan tingkat tinggi ASEAN yang membahas krisis di Myanmar,” ungkapnya.
Diketahui, Myanmar mengalami krisis setelah junta militer menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan mengumumkan kudeta pada 1 Februari lalu. Militer juga mengumumkan status darurat militer selama satu tahun.
Baca juga: Tantangan Terbesar Relawan Medis di Myanmar Adalah Tak Tertembak
Kudeta telah memicu pemberontakan massal. Ratusan ribu orang turun ke jalan untuk menuntut kembalinya demokrasi.
Komisi Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan sampai saat ini lebih dari 200 orang tewas dalam bentrokan antara aparat keamanan Myanmar dan pendemo sejak kudeta.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!