[ad_1]
JawaPos.com – Junta militer Myanmar berang. Itu disebabkan sejumlah anggota kepolisian dan keluarganya melarikan diri ke India. Mereka pergi karena enggan menuruti perintah. Beberapa pekan terakhir, petugas kepolisian dan militer yang mengamankan aksi massa terang-terangan berbuat brutal. Mulai memukuli hingga menembaki demonstran dengan peluru tajam. Sejauh ini 55 orang dilaporkan tewas.
Junta militer telah menyurati pemerintah India. Intinya, meminta agar para polisi pencari suaka itu dikembalikan lagi ke Myanmar. Bukan hanya polisi, beberapa warga juga lari ke India sejak Rabu (3/3). Distrik Champhai dan Serchhip di Mizoram, India, jadi jujukan. Wilayah tersebut berbatasan dengan Myanmar.
’’Demi menjaga hubungan persahabatan dua negara yang bertetangga, Anda dengan hormat diminta untuk menahan delapan personel polisi Myanmar yang telah tiba di wilayah India dan menyerahkannya ke kami,’’ bunyi penggalan surat yang dikirim junta militer seperti dikutip BBC.
Berdasar pernyataan penduduk lokal yang dikutip Agence France-Presse, hingga Minggu (7/3) sudah ada 50 warga negara Myanmar yang masuk ke dua distrik itu. Penduduk diperintahkan segera melapor jika ada warga Myanmar yang menyeberang.
’’Identitas dan alasan mereka lari dari Myanmar sudah diserahkan ke Departemen Dalam Negeri Negara Bagian Mizoram,’’ ujar Wakil Komisioner Serchhip Kumar Abhishek.
Terpisah, Wakil Komisioner Champhai Maria CT Zuali menjelaskan, mereka sedang mencari tahu apakah orang-orang yang melarikan diri itu benar-benar dalam kondisi terancam nyawanya di Myanmar. Keputusan akhir akan diserahkan ke pemerintah pusat. Jika pemerintah India tidak mengizinkan untuk menerima mereka sebagai pengungsi, langkah deportasi akan dilakukan.
Namun, Kepala Mizoram Zoramthanga menegaskan bahwa mereka akan terbuka menerima orang-orang yang lari dari Myanmar itu.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!