[ad_1]
JawaPos.com-Durasi laga di Liga 2 tak sepanjang Liga 1. Namun, Persis Solo musim ini memiliki skuad yang tergolong gemuk. Beberapa di antaranya merupakan mantan bintang Liga 1. Kenapa tim berjuluk Laskar Samber Nyawa itu menumpuk amunisi begitu banyak?
—–
Ada Wahyu Tri Nugroho yang sebelumnya mengawal mistar gawang Bhayangkara FC. Di posisi bek, ada beberapa nama yang sudah familier di Liga 1. Mereka adalah Fabiano Beltrame, Ekky Taufik, dan Abduh Lestaluhu.
Sektor gelandang pun tak kalah mentereng. Di sana bercokol Fery Komul, Sandi Sute, hingga Khairallah Abdelkbir. Lini serang lebih mengerikan. Pemain seperti Ferdinand Sinaga, Alberto Goncalves, Rivaldi Bawuo, dan Marinus Wanewar siap meneror pertahanan lawan.
Keberadaan putra presiden RI Kaesang Pangarep dan Menteri BUMN Erick Thohir membuat Persis Solo punya kekuatan untuk membangun fondasi tim yang kuat. Tujuannya, merebut tiket promosi ke Liga 1.
Gemuknya skuad Persis bisa saja mubazir. Sebab, rencananya, kompetisi Liga 2 menggunakan format empat wilayah. Setiap wilayah dihuni enam tim.
Artinya, dengan sistem double round-robin, tiap tim hanya menjalani 10 pertandingan di fase grup sebelum tembus ke babak 8 besar. Jadi, dari fase grup hingga ke babak final, hanya ada 20 pertandingan yang dijalani.
Media Officer Persis Solo Bryan Barcelona menyatakan, pemain di skuad Persis saat ini akan dibagi dalam beberapa kelompok. Mulai pemain untuk kedalaman skuad hingga investasi pemain muda.
Karena itu, meski terdapat banyak pemain, amunisi yang didaftarkan untuk Liga 2 tetap hanya 30 pemain. ’’Nanti, sisanya ada yang masuk tim muda dan ada yang dipinjamkan,’’ paparnya kepada Jawa Pos.
Persis juga punya alasan kenapa harus mendaftarkan 30 pemain. Di kompetisi nanti, jadwal antar pertandingan ke pertandingan lain sangat mepet. ’’Karena nanti jadwalnya singkat, kami antisipasi pemain cedera,’’ ungkapnya.
Berdasar data Transfermrkt, 38 pemain Persis itu bernilai Rp 40 miliar. Angka fantantis untuk sepak bola Indonesia. Apalagi untuk ukuran tim yang berlaga di divisi kedua.
Meski begitu, data tersebut hanya kisaran. Seorang agen meyakini, besaran kontrak seluruh pemain tidak sampai menyentuh Rp 40 miliar.
’’Itu cuma harga pasaran. Sebenarnya tidak sesuai. Contohnya, Eky Taufik. Di Transfermrkt Rp 3 miliar. Mungkin, di Solo, perkiraan saya hanya Rp 500 juta. Assanur Rijal Torres Rp 1,3 miliar, kontraknya perkiraan hanya Rp 700 juta,’’ ujar agen pemain asli Solo M. Badres.
Gemuknya skuad Persis juga mendapat atensi pelatih Dewa United Kas Hartadi. Bagi dia, memiliki banyak pemain bintang memang jadi keuntungan. Tapi, hal itu juga bisa menjadi bumerang.
’’Itu karena jumlah pemainnya begitu banyak. Kalau jadi pelatihnya, saya pasti pusing memilih siapa yang akan diturunkan. Sayang kalau yang saya mainkan itu-itu saja,’’ ucap pelatih asli Solo tersebut.
Bagaimana tanggapan pelatih Persis Eko Purdjianto? Dia malah tidak pusing sama sekali. Sebab, meski berstatus bintang, Eko memastikan tidak ada pemain yang diistimewakan dalam timnya.
’’Saya yakin semua pemain ingin membawa tim ini juara dan promosi. Saat ini kami tengah berproses. Saya tekankan, saya tidak memandang mereka bintang atau bukan. Di sini (Persis) semua sama,’’ tegas Eko.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!