[ad_1]
JawaPos.com–Ketersediaan kamar perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya kembali menipis. Per Jumat (18/6), ketersediaan kamar atau bed occupancy rate (BOR) mencapai angka 75 persen.
Padahal, menurut Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita, sebelum 5 Juni, BOR hanya mencapai angka 15–21 persen. ”Artinya kalau kita melihat memang jumlah tempat tidur Surabaya banyak. Sekitar 2.200 sekian. Saat ini sudah terpakai 75 persennya, sisanya kurang lebih ya 500-an tempat tidur lagi,” jelas Febria Rachmanita ketika ditemui pada Jumat (18/6).
Sisa kamar itu, diperkirakan segera berakhir beberapa hari lagi. Sebab, dalam satu hari, kenaikan keterisian kamar bisa mencapai 15 persen. ”Kita harus waspada, saya sudah mengimbau kepada seluruh direktur RS, untuk melakukan konversi tempat tidur, dari yang tempat tidur non covid, menjadi menambahkan untuk pasien Covid-19,” terang Febria Rachmanita.
Di sisi lain, Febria Rachmanita mencatat banyak kasus non Covid-19. Untuk itu, dia meminta seluruh RS untuk menyiapkan diri. ”Nggak menambah relawan di RS. Tenaga kayaknya cukup. Tapi saya takut kalau pasien non covid malah positif Covid-19. Terus nanti ditaruh mana?” ujar Febria Rachmanita.
Sementara itu, ICU di RS Surabaya juga menurun. Dari total ICU di Surabaya, kini hanya tersisa 20 persen. ”Sudah terpenuhi 80 persen. Biar nggak penuh, makanya harus kita lalukan blocking area, kalau kita terlambat melakukan blocking area itu pasti menyebar dengan cepat,” jelas Febria Rachmanita.
Dia mengingatkan, virus Covid-19 varian B16172 strain India memiliki kemampuan penyebaran yang sangat cepat. Untuk itu, dia meminta puskesmas mendata bila ada kemungkinan pasien dengan varian tersebut.
”Saya sudah bilang ke puskesmas, setiap ada pasien positif di area tersebut, langsung lakukan swab masal, jangan takut kita harus mencari yang postitif itu sebanyak-banyaknya,” tutur Febria Rachmanita.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!