Kapasitas Penuh, RSLI Surabaya Hanya Terima Pasien Gejala Ringan

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Gempuran Covid-19 di Kota Pahlawan semakin memprihatinkan. Tingkat hunian sejumlah rumah sakit telah penuh. Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), misalnya. Rabu (7/7) pasien yang dirawat sebanyak 362 orang. Kebanyakan di antara mereka berasal dari Surabaya Raya. Termasuk Sidoarjo dan Gresik.

Kemudian, jumlah pasien antre telah menembus 140 orang. Dengan hanya mempunyai 410 tempat tidur, RSLI tidak bisa menerima semua pasien yang antre. Karena itu, sementara waktu RSLI tidak menerima pasien pekerja migran Indonesia (PMI) Jawa Timur.

’’Seluruh pasien PMI Jatim dialihkan ke RS Darurat Lapangan Bangkalan karena di sana masih kosong. Kecuali, PMI yang sedang dirawat. Perawatan tetap diberikan hingga sembuh,’’ kata Ketua Pelaksana Pendampingan Pasien Covid-19 Radian Jadid Rabu (7/7).

Saat ini pihaknya fokus menangani pasien Covid-19 asal Surabaya Raya. Meliputi Sidoarjo dan Gresik. Pihaknya hanya menerima pasien bergejala ringan. Yakni, yang saturasinya di atas 95 persen. Itu dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan persediaan tabung oksigen. ’’Ada 80 tabung oksigen. Dan, setiap hari separonya telah terpakai. Walaupun masih ada sisa, kami tetap antisipasi. Sebab, dalam sehari, satu pasien bisa menghabiskan dua tabung oksigen,’’ ujarnya.

Seminggu lalu, persediaan oksigen sempat menipis. Yaitu, hanya 40 tabung. Banyaknya orang yang membutuhkan membuat distribusi oksigen di RSLI tersendat.

Jadid menjelaskan, tingkat hunian di RSLI terus meningkat. Untuk mempercepat penyembuhan, pihaknya membentuk tim psikologis. Terdapat 12 psikolog. Mereka bertugas menangani pasien Covid-19 yang dalam kondisi stres dan depresi.

’’Nama programnya, teman curhat. Jadi, setiap hari konsultasi antara pasien dan psikolog dilakukan. Komunikasi melalui telepon atau video call. Mereka bebas mau curhat apa saja dan pastinya ada jalan keluarnya,’’ ujarnya.

Kondisi overload pun terjadi di RS Al-Irsyad. Manajer Operasional Gedung 1 RS Al-Irsyad dr Salim Ubaid mengatakan, pihaknya hanya memiliki 27 tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19. Semua bed telah terisi. Dengan keterbatasan kapasitas, pihaknya lebih fokus menangani pasien Covid-19 bergejala berat yang saturasinya di bawah 95 persen.

Beberapa gejala dialami mereka. Misalnya, demam, batuk, pilek, dan sesak napas. Meski begitu, Salim menjelaskan bahwa ketersediaan oksigen di RS Al-Irsyad masih aman. Sebab, pihaknya menggunakan oksigen sentral.

”Rata-rata pasien dirawat paling cepat 14 hari karena dikhawatirkan ada indikasi virus varian baru. Dalam sehari, ada satu atau dua pasien yang berhasil disembuhkan,” ujarnya.

Baca Juga: Jatim Kembali Zona Merah, Dipicu Melonjaknya Okupansi Rumah Sakit

Sama halnya dengan yang dialami RS PHC. Kapasitas 140 tempat tidur telah terisi penuh. Kebanyakan pasien yang dirawat berstatus sedang dan berat. Untuk memaksialkan proses perawatan, pihak rumah sakit menggunakan tabung oksigen dan oksigen sentral.

”Dalam menghadapi pandemi kali ini, RS PHC Surabaya berusaha secara cepat beradaptasi dengan melakukan konversi dari kamar biasa menjadi kamar perawatan isolasi,” kata Humas RS PHC Irvan Prayogo.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: admin

Gambar Gravatar
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.