Kasus Stunting di Indonesia Alami Penurunan dalam 9 Tahun Terakhir

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya menekan angka kasus stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita di Indonesia menjadi 14 persen pada 2024. BKKBN pun optimis bisa mencapai target tersebut, sebab kasus stunting di Indonesia semakin menurun.

“Tren dalam 9 tahun terakhir terjadi penurunan yaitu 37,2 persen 2013, 30,8 persen 2018, dan 27,7 persen 2019,” jelas Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Rizal Damanik, Senin (26/4).

Saat ini, pemerintah pun terus menggalakkan pencegahan kasus stunting di Tanah Air dengan berbagai program. Pertama adalah Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) bagi remaja tentang stunting dan isu terkait.

Kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan seperti status gizi, anemia, dan Napza bagi calon pengantin. Ketiga, KIE tentang kesehatan reproduksi, stunting dan informasi terkait lainnya bagi remaja, ibu hamil dan ibu menyusui. “Dan keempat pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis pangan dan tradisi lokal bagi bayi dan balita,” kata dia.

Ia pun mengemukakan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kasus stunting di Indonesia, yakni kurangnya asupan nutrisi, infeksi kronis akibat sanitasi yang tidak layak, hingga fasilitas pelayanan kesehatan yang masih terbatas. “Selain itu terdapat faktor sosial, politik, budaya dan ekonomi yang juga berkontribusi terhadap angka stunting di Indonesia,” katanya.

Berbagai pendekatan dalam upaya menekan kasus stunting juga tengah dilakukan pemerintah Indonesia. “Upaya secara langsung meliputi pemberian makanan tambahan pertama untuk ibu hamil, pemberian suplemen zat besi untuk ibu hamil, promosi pemberian ASI secara terus menerus untuk antisipasi malnutrisi,” katanya.

Upaya lainnya yang dilakukan pemerintah, kata Rizal, adalah meningkatkan penyediaan air minum dan sanitasi yang bermutu dan layak, meningkatkan akses dan kualitas gizi di berbagai pelayanan kesehatan, meningkatkan komitmen kesadaran dan pola asuh orang tua terhadap anak. Melalui serangkaian pendekatan itu, Rizal berharap target mengurangi kasus stunting dari 27,6 persen persen menjadi 14 persen pada 2024 bisa tercapai.

“Pada Januari 2021 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk memimpin pelaksanaan menurunkan kasus stunting,” katanya. (*)

 

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.