[ad_1]
JawaPos.com- Dalam setahun terakhir, sejumlah kasus pembunuhan di wilayah hukum Gresik, semuanya berhasil diungkap. Sejauh ini, Polres Gresik tinggal menyisakan satu PR lagi. Yakni, dugaan kasus pembunuhan dengan korban ibu muda Erni Kristiana, warga Desa Bringkang, Kecamatan Menganti. Perempuan 36 itu ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya pada Jumat (9/7).
Beberapa perkara pembunuhan di wilayah Gresik dalam setahun terakhir yang berhasil diungkap Polres Gresik adalah sebagai berikut:
- Pembunuhan seorang anak di bawah umur dengan inisial AH. Bocah 14 tahun itu ditemukan dengan tangan terikat dan mengambang di sebuah kubangan di kawasan Bukit Jamur, Kecamatan Bungah, pada awal November 2020. Pelakunya, teman korban yang juga masih bocah dengn inisial MSK, 15, dan SNI, 16. Motif pembunuhan karena pelaku kesal sering diejek korban. Pelaku divonis penjara 7,5 tahun.
- Pembunuhan dengan tersangka bernama Jebfar. Bersama sejumlah temannya dari Madura, laki-laki berusia 39 tahun itu menghabisi Mad Molah, 30. Korban dibunuh karena telah berselingkuh dengan istri pelaku hingga hamil. Mayat korban kemudian dibuang di exit tol Kebomas pada April Pelaku divonis penjara 10 tahun 6 bulan.
- Seorang residivis kasus curanmor M. Masudi Hidayatullah alias Dayat membunuh ayah tirinya, H. Askuri, warga Desa Serah, Kecamatan Panceng, pada Juli 2020. Dayat menghabisi korban yang juga pengurus takmir masjid di desa setempat itu karena mengaku kesal. Korban dinilai tidak menafkahi ibu kandungnya selama Dayat berada di tahanan.
- Shalahuddin Al Ayyubi, warga Perumahan Banjarsari, Cerme, membunuh teman wanitanya bernama Hadryl Choirun Nisa, 25. Pemuda berusia 30 tahun ini melakukan tindak kejahatan pembunuhan itu dengan motif asmara yang tidak berbalas. Pelaku juga mencuri beberapa barang berharga milik korban. Di persidangan, pelaku dihukum penjara selama 15 tahun.
Sementara itu, kasus dugaan pembunuhan Erni Kristiana, hingga Senin (12/7) masih terus didalami kepolisian. Kasatreskrim Polres Gresik AKP Bayu Febrianto Prayoga menyatakan, selain menunggu hasil otopsi, pihaknya juga telah memeriksa sejumlah saksi. “Masih mengumpulkan keterangan dan bukti lainnya. Tentu penyelidikan masih terus berjalan,” jelasnya.
Disinggung terkait identitas terduga pelaku, alumnus Akpol 2007 masih belum bisa menjelaskan lebih dalam. “Belum, mohon waktu untuk proses lebih lanjut,” tandasnya.
Keluarga korban juga mencurigai terduga pelaku kenal dengan korban Erni. Menurut Sriati, salah seorang kerabat korban, pernah korban curhat kepadanya. Bahwa, ada laki-laki yang sedang dekat dengan korban. Namun, Sriati mengaku tidak pernah ketemu dengan pria yang dimaksud. “Pernah cerita chatingan di media sosial dengan laki-laki,” ujarnya Minggu (11/7).
Dia menambahkan, telepon genggam korban juga tidak ada setelah kejadian. Kemungkinan besar dibawa terduga pelaku. Sriati juga bercerita, dirinya sempat mengakses akun facebook milik korban Erni. Namun, belakangan dia menemukan ada kejanggalan. Emailnya dicek, ternyata tidak bisa diakses. Lalu, foto profil dan foto-foto di facebook pun sudah diganti dengan gambar hewan seperti burung, naga, dan sejenisnya.
Kematian korban Erni membawa empati tersendiri bagi warga sekitar. Betapa tidak, kini anak korban pun menjadi seorang yatim-piatu. Dua bulan sebelumnya ditinggal meninggal sang ayah karena sakit, belakangan ibunya juga telah menyusul ke alam baka. Usia anak korban masih 10 tahun atau kelas III SD. Kini, bocah itu tinggal bersama neneknya di Dungus, Sidoarjo.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!