[ad_1]
JawaPos.com – Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dilebur menjadi satu dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sehingga menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Hal ini pun dinilai akan membuat fokus kementerian menjadi bercabang.
“Semua jenjang pendidikan pada Kemndikbud, dan riset juga dimasukkan dalam Kemendikbud, maka ini jelas menjadi organisasi yang besar dan tanggung jawab luas,” ungkap Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Edy Suandi Hamid, Minggu (18/4).
Ia juga menuturkan bahwa komposisi kementerian di kabinet sebelumnya lebih pas, yakni Kemenristek dengan Pendidikan Tinggi (Dikti). Sementara Kemendikbud mengurusi tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Baca Juga: Kata Istana saat Soal Nadiem Makarim Isi Kursi Kemendikbudristek
“Ini mengingat pendidikan tinggi sangat terkait dengan riset. Seorang dosen dan juga mahsiswa, utamanya S2 dan S3, harus pernah melakukan riset. Jadi tepat Ristek digabungkan dengan Dikti seperti Kabinet Jokowi sebelumnya,” ujarnya.
Selain itu, di kementerian yang baru ini, kata dia, membutuhkan sosok yang memahami kebutuhan dan problematik pendidikan dan riset. Menurutnya, sosok seperti itu sebaiknya berasal dari kalangan pendidikan tinggi.
Alasannya adalah karena sosok ini memahami seluk beluk dunia pendidikan. Khususnya pendidikan tinggi dan sekaligus orang yang berpengalaman dalam riset. Kata dia, jika menggunakan menteri saat ini, tentunya itu bersifat spekulatif.
“Sangat spekulatif kalau kita menggunakan sosok seperti yang ada saat ini. Kita melihat menteri yang sekarang juga ‘kedodoran’ menangani dikti, sehingga banyak suara yang menghendaki beliau yang sebetulnya banyak ide inovatif, untuk diresfhuffle,” ujarnya.
Apalagi kementerian ini juga akan bertugas sebagai pendesain pendidikan Indonesia di masa mendatang. Oleh karena itu, diperlukan sosok yang tepat untuk bertugas mengepalai kementerian tersebut.
“Tentu saja sosoknya bukan saja memehami teknologi, pendidikan, dan riset, namun juga memiliki pengalaman leadership memimpin lembaga, utamanya lembaga pendidikan tinggi dan atau riset,” tandas Edy.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!