Kementan Tambah Saluran Irigasi, Petani Jatim Tambah Masa Tanam

oleh
irigasi

[ad_1]

JawaPos.com–Pembangunan irigasi yang dilakukan Kementerian Pertanian mulai dirasakan warga. Pembangunan yang menjadi bagian dari kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) itu mampu meningkatkan produktivitas dan memperluas areal tanam.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, program RJIT diharapkan berdampak pada peningkatan luas areal tanam. Sebab, kebutuhan air pada lahan pertanian hingga panen tercukupi. Kementerian Pertanian melalui program RJIT telah menyelesaikan 131.861 hektare pada 2020 dan pada 2021 dialokasikan sebanyak 4.380 unit melalui dana tugas pembantuan di daerah.

Kepala Desa Grejek, Kecamatan Tambak, Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Murtazam mengaku pembangunan irigasi mampu menambah pendapatan petani.

”Semula, hanya masa tanam satu kali. Sekarang bisa dua kali. Jelas dapat meningkatkan hasil pertanian karena tanaman sudah tidak kekurangan air lagi,” tutur Murtazam pada Rabu (7/4).

Irigasi tersebut, mampu mengairi 50 hektare sawah. Saat ini, baru terbangun irigasi yang mencakup 26 hektare.

”Ada juga pembangunan sumur bor untuk pengairan yang jauh dari dam irigasi. Semula tadah hujan di areal persawahan seluas satu hektare hanya untuk tiga sampai sampai empat ton. Sekarang bisa lima sampai enam ton,” terang Murtazam.

Hal yang sama diungkapkan Kepala Desa Kedawong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Anton Kaharuddin. Dia melihat perbaikan irigasi tersier berdampak baik terhadap petani.

”Saat ini luas lahan irigasi di daerah kami mencapai 63 hektare. Sehingga air untuk pertanian saat persediaan air di dalam tanah tidak mencukupi, ini untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Sehingga tanaman bisa tumbuh normal dan baik,” papar Anton.

Menurut dia, program RJIT juga berdampak luar bisa terhadap masa tanam dua sampai tiga kali. Sehingga, pada masa jeda, petani bisa menanam tanaman lain, seperti palawija. Hal itu juga dapat menambah luas layanan sawah yang terairi.

”Selain itu juga ada penambahan tanaman seperti jagung menjadi lima ton dari sebelumnya hanya sekitar dua ton. Ada juga peningkatan produktivitas pertanian di musim tanam kedua. Misalnya adanya penambahan kedelai tiga ton dari sebelumnya satu ton,” jelas Anton.

Kendati demikian, Anton berharap agar program irigasi dari pemerintah tersebut bisa terus ditingkatkan dan dipertahankan.

”Kami berharap ada pembaruan jaringan rehabilitasinya dan ada proyek perbaikan lebih banyak lagi,” ujar Anton.

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.