Kenalkan Metode Baru dalam Kualifikasi

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Pembalap-pembalap F1 tak perlu lagi melakoni sampai tiga sesi kualifikasi (Q1, Q2, dan Q3) untuk dapat menentukan pole position dalam balapan hari Minggu. Sebab, kemarin WIB (27/4) sudah tercapai kesepakatan antara Federasi Otomotif Internasional (FIA), Formula 1, dan 10 tim kontestan F1 musim ini soal format kualifikasi baru.

Ya, format sprint qualifying atau kualifikasi sprint disepakati dan bakal langsung dijajal dalam tiga seri grand prix musim ini. Hanya, FIA dan Formula 1 belum menyebutkan di seri mana saja format tersebut diujicobakan. Rumornya, dua seri di Eropa dan satu seri lainnya akan digelar di luar Benua Eropa.

Disebutkan, seri di Sirkuit Silverstone (18 Juli) dan Sirkuit Monza (12 September) bakal jadi arena uji coba format baru tersebut di Benua Biru. Sementara itu, seri ke-20 di Autodromo Jose Carlos Pace, Sao Paulo, 7 November mendatang menjadi seri tempat uji coba di luar Benua Biru.

’’Melihat persaingan pembalap selama tiga hari bakal jadi sesuatu yang menakjubkan. Saya yakin mereka (pembalap) akan menikmatinya,’’ ucap Presiden dan CEO F1 Stefano Domenicali seperti dikutip laman Crash.

Dengan format baru tersebut, pembalap F1 tidak perlu menjalani sampai enam sesi sebelum race di hari Minggu. Seperti diketahui, dalam format kualifikasi lama, ada tiga sesi free practice (FP). Dua FP pada Jumat dan satu FP sisanya digelar Sabtu sebelum sesi kualifikasi.

Begitu pula saat sesi kualifikasi, ada tiga sesi yang harus dijalani. Dua sesi (Q1 dan Q2) babak eliminasi dan sesi terakhir (Q3) untuk penentuan sepuluh besar starting grid saat race day.

Nah, dengan adanya kualifikasi sprint, hanya ada dua FP (sekali di Jumat dan sekali di Sabtu). Lalu, setelah FP satu di Jumat, akan ada sesi kualifikasi untuk penentuan posisi start dalam kualifikasi start. Kualifikasi sprint akan digelar pada Sabtu. ’’Kami yakin format ini bisa menarik lebih banyak animo penonton,’’ klaim Domenicali.

Kualifikasi sprint akan menempuh jarak sejauh 100 kilometer. Tak hanya menentukan starting grid, sesuai kesepakatan kemarin, akan ada yang didapat pembalap pemenang podium saat kualifikasi sprint tersebut.

Pemenang kualifikasi sprint akan mendapatkan tiga poin, runner-up dua poin, dan satu poin untuk podium ketiga. Poin itu langsung diakumulasikan dalam pengumpulan poin di klasemen.

Dua tim teratas pada klasemen konstruktor musim ini, Mercedes-AMG Petronas F1 Team dan Red Bull Racing-Honda, disebut-sebut bakal diuntungkan dengan format kualifikasi seperti itu. Meski, sebelum digedok palu, pembalap andalan Mercedes yang sekaligus juara bertahan Lewis Hamilton mengaku tak setuju dengan format baru tersebut.

Karakter mesin mobil kedua tim, Mercedes dan Honda, dianggap mumpuni untuk sprint. ’’Seperti memberikan poin kepada Mercedes atau Red Bull. Sangat tidak mungkin akan ada urutan yang campur aduk selain ada tabrakan besar. Poin akan jatuh ke Lewis Hamilton, Max Verstappen, dan satu pembalap lagi,’’ tutur Marc Priestley, mantan mekanik McLaren, kepada Autosport.

Mekanik yang ada di balik sukses Hamilton jadi juara dunia 2008 itu memahami karakter mesin Mercedes. Sebab, semasa dia di McLaren, mesin buatan Mercedes yang dipakai. Itu tidak jauh beda dengan musim ini ketika Mercedes dan McLaren sama-sama menggunakan power unit Mercedes-AMG F1 M12.

Seperti yang disebutkan pembalap Red Bull Valtteri Bottas, mobil RB16B yang dia naiki musim ini mampu melesat lebih cepat dari Mercedes di tikungan berkecepatan tinggi. Buktinya, di Imola pekan lalu, rekan setim Bottas, Verstappen, mampu mengungguli Hamilton. Begitu pula dengan driver McLaren Lando Norris yang menguntit di belakang dua pembalap tersebut.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *